AS Nilai Serangan Israel ke Gaza Bukan Pelanggaran Gencatan Senjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Okt 2025, 06:25
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Truk yang membawa makanan dan pasokan medis milik Program Pangan Dunia (WFP) memasuki Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah, saat konflik penuh ketegangan antara Israel dan Hamas terus berlanjut, untuk mencapai Jalur Gaza, 18 Oktober 2025. (ANTAR Truk yang membawa makanan dan pasokan medis milik Program Pangan Dunia (WFP) memasuki Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah, saat konflik penuh ketegangan antara Israel dan Hamas terus berlanjut, untuk mencapai Jalur Gaza, 18 Oktober 2025. (ANTAR (Antara)

Ntvnews.id, Gaza - Pasukan Israel kembali melancarkan serangan terhadap target militan di Jalur Gaza meskipun gencatan senjata tengah berlangsung. Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak menganggap serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata di wilayah Gaza.

Militer Israel mengumumkan pada, Sabtu, 25 Oktober 2025 bahwa pihaknya menyerang seorang anggota kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza, yang dituding merencanakan serangan terhadap tentaranya. Namun, Jihad Islam yang dikenal sebagai sekutu Hamas membantah tuduhan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Selasa, 28 Oktober 2025, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, seperti memberikan tanggapan terkait serangan terbaru Israel di Gaza saat berbicara kepada awak media di pesawat kepresidenan AS yang membawa Presiden Donald Trump.

"Kami tidak memandang itu sebagai pelanggaran gencatan senjata," kata Rubio.

Baca Juga: Netanyahu Tegaskan Israel Tak Perlu Izin untuk Serang Gaza dan Lebanon

Menurut Rubio, Israel tetap memiliki hak untuk membela diri dalam kerangka perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS. Perjanjian itu mencakup pembebasan seluruh sandera hidup oleh Hamas dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

"Mereka (Israel) memiliki hak jika ada ancaman yang akan segera terjadi terhadap Israel, dan semua mediator setuju dengan itu," tegas Rubio.

Rubio menambahkan bahwa gencatan senjata Gaza yang berlaku antara Israel dan Hamas menuntut tanggung jawab dari kedua pihak. Ia juga menyoroti pentingnya Hamas mempercepat pemulangan jenazah sandera yang tewas selama penahanan di Jalur Gaza.

Hingga kini, Hamas baru menyerahkan 15 jenazah dari total 28 yang dijanjikan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober. Sebelumnya, Hamas telah menyerahkan seluruh 20 sandera yang masih hidup.`

Baca Juga: Hamas: ICJ Buktikan Israel Lakukan Genosida Lewat Pembatasan Bantuan ke Gaza

Kelompok itu mengaku menghadapi kesulitan menemukan jenazah yang tertimbun di reruntuhan akibat gempuran udara Israel di Jalur Gaza.

Sementara itu, militer Israel menyebut telah melancarkan serangan udara ke wilayah Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah untuk menargetkan seorang militan Jihad Islam.

"Beberapa saat lalu, IDF (Angkatan Bersenjata Israel) melancarkan serangan tepat sasaran di area Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah yang menargetkan seorang teroris dari organisasi teroris Jihad Islam yang berencana melakukan serangan teroris dalam waktu dekat terhadap pasukan IDF," sebut pernyataan resmi militer Israel.

Pihak Rumah Sakit Al-Awda di Jalur Gaza melaporkan telah menerima empat korban luka akibat serangan di Nuseirat, yang disebut menghantam sebuah mobil milik warga sipil.

x|close