Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militernya untuk meluncurkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza setelah menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata.
"Setelah konsultasi keamanan, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan militer untuk segera melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza," demikian pernyataan dari kantor PM Israel, seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 29 Oktober 2025.
Israel menuding Hamas telah merencanakan serta mengubur kembali jenazah para sandera yang tersisa. Kedua pihak kini saling menyalahkan terkait pelanggaran gencatan senjata tersebut.
"Hamas berbohong. Mereka tahu di mana para sandera yang tersisa berada. Penggalian yang direkayasa tidak hanya merupakan penyiksaan, pelanggaran ini membahayakan gencatan senjata," ujar Kementerian Luar Negeri Israel.
Baca Juga: Netanyahu Tegaskan Israel Tak Perlu Izin untuk Serang Gaza dan Lebanon
Pihak Kemenlu Israel mengklaim memiliki bukti rekaman drone yang memperlihatkan Hamas memindahkan serta mengubur ulang jenazah para sandera sebelum melakukan rekayasa penemuan.
"Rekaman drone menunjukkan Hamas memindahkan dan mengubur kembali jenazah - lalu merekayasa penemuan palsu untuk disaksikan Palang Merah," kata Kementerian Luar Negeri Israel.
Sebelumnya, Netanyahu menyebut bahwa jasad manusia yang diserahkan Hamas sebelumnya ternyata milik seorang tawanan yang telah ditemukan oleh pasukan Israel. Menyikapi hal itu, ia segera mengumpulkan pejabat tinggi pertahanannya untuk menentukan langkah balasan Israel selanjutnya.
Hamas Bantah Tuduhan Israel
Dalam pernyataannya, Hamas menolak tuduhan bahwa mereka lambat dalam menyerahkan jasad sandera. Mereka menyebut tudingan Israel sebagai upaya "tak berdasar" untuk "menyesatkan opini publik".
Hamas juga balik menuduh Israel menghalangi proses pemulangan jasad tawanan. Menurut mereka, Israel mencegah masuknya alat berat ke wilayah Gaza dan menolak memberikan akses kepada tim pencari, termasuk personel Palang Merah, ke lokasi-lokasi penting.
Baca Juga: Netanyahu Tegaskan Hamas Akan Dilucuti
Lebih jauh, Hamas menilai Israel tengah mencoba "mengarang dalih palsu sebagai langkah awal untuk mengambil langkah agresif baru terhadap rakyat kami yang secara terang-terangan melanggar perjanjian gencatan senjata".
"Menanggapi hal ini, kami menyerukan kepada para mediator dan pihak penjamin untuk memikul tanggung jawab mereka dalam menghadapi hambatan serius ini," kata Hamas.
Pernyataan Hamas ini muncul setelah Israel menuding kelompok tersebut sengaja menunda-nunda pelepasan jasad para tawanan, dengan temuan terbaru disebut sebagai jasad tawanan yang sudah ditemukan dua tahun lalu.
Arsip - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu. (Xinhua) (Antara)