Ntvnews.id, Paris - Perampokan berani yang terjadi di Museum Louvre mengguncang publik Prancis. Presiden Emmanuel Macron langsung turun tangan dan bersumpah untuk menangkap para pencuri yang membawa kabur perhiasan bersejarah.
Macron juga berjanji bahwa perhiasan warisan kerajaan yang dicuri akan ditemukan dan dikembalikan ke tempat asalnya.
"Segalanya sedang dilakukan, di mana pun, untuk mencapai hal ini, di bawah pimpinan Kejaksaan Paris," katanya dalam pernyataan di media sosial seperti dikutip dari AFP, Rabu, 22 Oktober 2025.
Aksi pencurian tersebut terjadi pada Minggu, 19 Oktober 2025 sekitar pukul 09.30 waktu setempat, bertepatan dengan waktu museum mulai dibuka untuk pengunjung.
Polisi melaporkan bahwa pelaku terdiri dari empat orang. Mereka tidak menggunakan peralatan biasa, melainkan membawa gerinda listrik dan hoist (alat pengangkat furnitur) untuk menjangkau jendela di Galeri Apollo, tempat koleksi permata kerajaan disimpan.
Baca Juga: Prancis dan Mesir Mau Gelar Konferensi Internasional untuk Rekonstruksi Gaza
Menurut keterangan Kementerian Kebudayaan Prancis, para pencuri menargetkan dua kotak kaca dengan sistem keamanan tinggi di Galerie d'Apollon, yang menyimpan sebagian dari permata mahkota Prancis.
Total ada delapan benda berharga yang berhasil dibawa kabur, termasuk kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon kepada Permaisuri Marie Louise, diadem milik Permaisuri Eugenie (istri Napoleon III), anting zamrud milik Marie Louise, serta kalung safir yang pernah dimiliki Ratu Marie Amelie dan Ratu Hortense.
Satu benda bersejarah lainnya, yaitu mahkota abad ke-19 bertatahkan 1.354 berlian dan 56 zamrud milik Permaisuri Eugenie, ditemukan dalam kondisi rusak di dekat area museum. Polisi menduga mahkota itu terjatuh ketika para pelaku melarikan diri.
Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Divonis 5 Tahun Penjara
Kepolisian menjelaskan bahwa para pencuri datang dengan menggunakan skuter, membawa peralatan gerinda listrik, dan mengancam petugas keamanan sebelum membobol jendela serta masuk ke galeri berlapis emas.
Seorang saksi mata bernama Samir, yang kebetulan sedang bersepeda di sekitar lokasi, menyampaikan bahwa ia melihat dua pria menaiki hoist, memecahkan jendela, lalu menyelinap masuk ke dalam museum. Ia memperkirakan seluruh aksi tersebut berlangsung kurang dari 30 detik. Setelah itu, keempat pelaku segera kabur dengan cepat.
Yang mengejutkan, perampokan nekat ini terjadi hanya sekitar 800 meter dari markas besar kepolisian Paris.
Kasus ini sontak menarik perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keamanan museum paling terkenal di dunia itu. Pemerintah Prancis kini meningkatkan penjagaan di seluruh situs bersejarah, sementara penyelidikan terus dilakukan di bawah pengawasan langsung Presiden Macron.