Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa persoalan utang proyek Kereta Cepat Whoosh tidak perlu menjadi kekhawatiran publik.
"Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun. tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” ujarnya di Stasiun Tanah Abang Baru, Selasa, 4 November 2025.
Ia menegaskan bahwa proyek ini memberikan dampak positif besar bagi masyarakat.
"Jadi saya tidak, tetapi saya kira yang penting kita kuasai teknologi. Kita, We are at an edge of best practice. Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok.” jelasnya.
Baca Juga: Prabowo: Saya Tanggung Jawab Nanti Utang Whoosh Semuanya
Prabowo juga memastikan pemerintah akan menanggung penuh tanggung jawab atas proyek strategis tersebut.
"Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, Kita mampu. Dan kita kuat. Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Gak saya kasih kesempatan. Jadi saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” imbuhnya.
 
 Kereta cepat Whoosh melintas di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (31/7/2025). (ANTARA) 
Sebagai informasi, KAI merupakan lead consortium dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang bertindak sebagai pemegang saham Indonesia pada KCIC. Mengutip laporan keuangan 2024 audited dari situs resmi PT KAI, PSBI ternyata merugi hingga Rp 4,19 triliun sepanjang tahun 2024. Pada paruh pertama 2025, PSBI kembali mencatatkan rugi sebesar Rp 1,62 triliun, bedasarkan laporan keuangan 30 Juni 2025 (unaudited).
Baca Juga: Prabowo Setujui Tambahan Anggaran Rp5 Triliun untuk KRL Jabodetabek
Perhatian utang proyek Whoosh kembali mencuat setelah pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Purbaya Yudhi Sadewa enggan memberikan dana APBN untuk membayar utang senilai Rp 54 triliun tersebut.
Menurut Purbaya, selama struktur pembayarannya tertata dengan baik dan transparan, pihak pemberi pinjaman seperti China Development Bank (CDB) tidak akan mempersoalkan. Pihak Whoosh saat ini masih melakukan studi lanjutan terkait skema pembiayaan. Setelah hasil kajian selesai, mereka akan menyampaikan usulan resmi kepada pemerintah untuk ditinjau lebih lanjut.
Ia juga menekankan, Danantara memiliki kapasitas tersendiri untuk menambal utang kereta cepat yang ditaksir Rp2 triliun per tahun.
            
 Prabowo Subianto (NTVnews.id)