Ntvnews.id, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, melontarkan candaan tentang kemiripan dirinya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat keduanya bertemu di Kuala Lumpur. Dalam pernyataannya, Anwar menyebut bahwa dirinya pernah dipenjara, sementara Trump “hampir” masuk penjara.
Dilansir dari CNN Internasional, Senin, 27 Oktober 2025, gurauan itu diutarakan Anwar dalam pidato seusai penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja. Ia awalnya memuji Trump sebagai sosok pemimpin yang berani mengambil langkah berisiko demi perdamaian.
Menurut Anwar, seorang pemimpin sejati harus berani melanggar aturan jika hal itu bertujuan untuk mewujudkan perdamaian. Ia kemudian mencontohkan Trump yang sempat melanggar protokol keamanan saat mengajaknya naik ke mobil kepresidenan Amerika Serikat ketika tiba di Malaysia.
"Dunia membutuhkan pemimpin yang mengedepankan perdamaian secara kuat dan untuk mencapai itu, anda harus mengabaikan sejumlah aturan. Seperti yang anda lakukan hari ini, ketika Presiden tiba, dia mengajak saya naik ke mobilnya. Saya bilang 'itu melanggar aturan keamanan dan protokoler'. Dan dia dengan senang hati melanggar aturan itu," ujar Anwar sambil tertawa.
Baca Juga: Di KTT ke-13 ASEAN-US, Trump Puji Kepemimpinan Prabowo Wujudkan Perdamaian di Timur Tengah
Trump yang duduk di sebelah Anwar ikut tertawa mendengar ucapan tersebut dan membalas, "Itu momen berkendara yang menyenangkan."
Anwar kemudian melanjutkan pidatonya dengan nada bersahabat, mengatakan bahwa dirinya dan Trump ternyata memiliki banyak kesamaan. Di momen inilah ia melontarkan gurauan yang memancing tawa hadirin.
"Dan kami memiliki banyak kesamaan. Saya pernah di penjara, tetapi Anda hampir dipenjara," kata Anwar.
Baca Juga: Kelakar Trump Ancam Israel Akan Kehilangan Dukungan AS Jika...
Sebagaimana diketahui, Anwar pernah mendekam di penjara karena tuduhan korupsi dan sodomi, meski ia membantah tuduhan itu dan menyebutnya bermotif politik. Sementara itu, Trump pernah dijatuhi hukuman atas tuduhan pelanggaran hukum terkait pembayaran uang tutup mulut dalam upaya mempengaruhi hasil pemilu 2016. Namun, ia kemudian dibebaskan tanpa syarat dan membantah seluruh tuduhan tersebut.
Dalam pertemuan yang penuh keakraban itu, Trump juga sempat melontarkan candaan. Ia menceritakan pengalamannya saat menghubungi Anwar, Perdana Menteri Thailand, dan Perdana Menteri Kamboja terkait konflik di perbatasan kedua negara pada Juli lalu.
Trump mengatakan dirinya melakukan panggilan telepon itu dari resor golf miliknya di Skotlandia, dan dengan jenaka ia menambahkan bahwa konflik tersebut membuatnya kehilangan waktu bermain golf.
"Saya bilang, ini jauh lebih penting daripada bermain golf, jadi kami duduk di sana sepanjang hari, menelepon. Anda membuat saya kehilangan hiburan yang sangat bagus, tapi ini jauh lebih menyenangkan bagi saya, karena anda menyelamatkan orang," ujarnya.
Donald Trump sampaikan pujian untuk Prabowo di KTT ASEAN 2025 (Dokumentasi)