Korea Utara Klaim Uji Coba Rudal Terbaru Gunakan Sistem Hipersonik Baru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2025, 13:47
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Foto ini disediakan oleh pemerintah Korea Utara, menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba proyektil hipersonik di tempat yang dirahasiakan di Korea Utara, 22 Oktober 2025 Foto ini disediakan oleh pemerintah Korea Utara, menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba proyektil hipersonik di tempat yang dirahasiakan di Korea Utara, 22 Oktober 2025 (CNA)

Ntvnews.id, Seoul - Korea Utara pada Kamis 23 Oktober 2025 mengumumkan bahwa uji coba rudal terbarunya melibatkan sistem hipersonik baru yang diklaim mampu memperkuat kemampuan pencegahan nuklir negara tersebut. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya pemimpin Kim Jong Un untuk terus mengembangkan persenjataan yang dapat menembus sistem pertahanan Korea Selatan.

Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), media resmi pemerintah Pyongyang, pengumuman itu disampaikan sehari setelah militer Korea Selatan mendeteksi peluncuran beberapa rudal dari wilayah selatan ibu kota Pyongyang. Rudal-rudal tersebut dikabarkan terbang sejauh sekitar 350 kilometer ke arah timur laut sebelum jatuh di daratan.

Uji coba tersebut berlangsung hanya beberapa hari sebelum para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, dijadwalkan tiba di Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan tahunan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Dalam pernyataan terpisah, Komando Pasukan Amerika Serikat di Korea (US Forces Korea) menyebut bahwa mereka “sepenuhnya menyadari peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara serta upaya tanpa henti negara itu dalam mengembangkan kemampuan rudal jarak jauh. AS juga mendesak Pyongyang agar menghentikan tindakan melanggar hukum dan mengganggu stabilitas yang dianggap melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB, seraya menegaskan bahwa komitmen Washington terhadap aliansinya dengan Seoul tetap kokoh seperti baja.

Baca Juga: Korsel Gelar Rapat Darurat Usai Korea Utara Luncurkan Rudal ke Laut Jepang

KCNA menambahkan, peluncuran tersebut melibatkan dua proyektil hipersonik yang diklaim berhasil menghantam sasaran di wilayah utara secara akurat. Media pemerintah menggambarkan sistem itu sebagai “strategis,” mengindikasikan bahwa rudal tersebut dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Meski demikian, KCNA tidak menyebutkan nama resmi dari sistem rudal yang diuji.

Dalam parade militer awal bulan ini, Kim Jong Un memperkenalkan sejumlah persenjataan baru, termasuk rudal balistik jarak pendek yang tampaknya dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik (HGV). Dalam beberapa tahun terakhir, Pyongyang memang kerap melakukan uji coba sistem rudal dengan teknologi hipersonik—dirancang untuk terbang lebih dari lima kali kecepatan suara—guna menghindari sistem pertahanan rudal di kawasan. Namun, sejumlah analis meragukan klaim kecepatan dan efektivitas rudal tersebut.

Salah satu pejabat tinggi militer Korea Utara, Pak Jong Chon, yang turut hadir dalam uji coba pada Rabu lalu, memuji performa “sistem senjata mutakhir baru” tersebut dan menegaskan bahwa Korea Utara akan terus memperkuat kemampuan pertahanan nasional serta daya tangkal perangnya.

Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Jepang

Pada parade 10 Oktober lalu, Kim juga memperkenalkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru yang digambarkan oleh media pemerintah sebagai “aset nuklir terkuat” milik negara itu—menambah daftar panjang senjata yang berpotensi menjangkau daratan utama Amerika Serikat.

Para pengamat menilai bahwa Korea Utara kemungkinan sedang mempersiapkan uji coba rudal berikutnya dalam beberapa minggu mendatang, menjelang konferensi besar Partai Buruh Korea yang dijadwalkan berlangsung pada awal 2026. Dalam forum tersebut, Kim diperkirakan akan menetapkan arah kebijakan besar, termasuk strategi diplomatik terhadap Amerika Serikat.

Kim diketahui telah mempercepat laju uji coba senjata sejak kegagalan perundingan nuklirnya dengan Donald Trump pada 2019, yang kandas akibat perbedaan pandangan mengenai sanksi ekonomi yang dipimpin AS.

Peluncuran rudal pada Rabu itu juga menjadi yang pertama sejak Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung, yang berhaluan liberal, resmi menjabat pada Juni lalu dengan janji memulihkan perdamaian di Semenanjung Korea. Namun, sejauh ini Kim masih menolak tawaran dialog dari Seoul dan menyatakan bahwa tidak akan ada pembicaraan lebih lanjut dengan Washington kecuali AS meninggalkan tuntutannya soal denuklirisasi Korea Utara.

(Sumber : CNA)

x|close