Putin Peringatkan AS Soal Rencana Pengiriman Rudal Tomahawk ke Ukraina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Okt 2025, 05:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Ntvnews.id, Moskow - Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk mendapatkan rudal jarak jauh Tomahawk, yang memicu peringatan keras dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir dari Reuters, Rabu, 8 Oktober 2025, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta AS menjual rudal Tomahawk kepada negara-negara Eropa agar dapat diteruskan ke Ukraina. Permintaan ini menjadi bagian dari upaya Kiev untuk memperkuat pertahanan menghadapi serangan berkelanjutan dari Rusia.

Pertimbangan mengenai pengiriman senjata tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Presiden AS JD Vance dalam wawancara dengan program Fox News Sunday pada Minggu, 29 September 2025 waktu setempat. Ia menyatakan bahwa keputusan akhir akan berada di tangan Presiden Donald Trump.

"Kami tentu saja sedang mempertimbangkan sejumlah permintaan dari negara-negara Eropa," kata Vance dalam wawancara tersebut.

Rudal Tomahawk buatan AS dikenal memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer, menjadikannya salah satu persenjataan strategis yang dapat mengubah dinamika perang di Ukraina. Namun, langkah semacam itu hampir pasti akan dipandang Rusia sebagai bentuk eskalasi konflik.

Menanggapi kemungkinan pengiriman rudal tersebut, Putin memperingatkan bahwa langkah AS akan menimbulkan konsekuensi besar terhadap hubungan kedua negara.

Baca Juga: Tercatat Putin Sudah Panggil Ratusan Ribu Pemuda Rusia untuk Wajib Militer

"Ini akan menyebabkan hancurnya hubungan kita, atau setidaknya tren positif yang telah muncul dalam hubungan ini," kata Putin dalam pernyataannya.

Pernyataan itu disampaikan dalam rekaman video yang dirilis Minggu, 5 Oktober 2025 oleh jurnalis televisi pemerintah Rusia, Pavel Zarubin.

Hubungan antara Moskow dan Washington yang sempat mencair setelah pertemuan Putin dan Trump di Alaska kini kembali tegang. Pasukan Rusia terus bergerak di Ukraina, sementara laporan menyebut drone militer Rusia terbang di wilayah udara NATO.

Trump sendiri telah menyatakan kekecewaannya terhadap Putin, menyebut Rusia sebagai “macan kertas” karena gagal menaklukkan Ukraina. Putin membalas dengan mempertanyakan apakah bukan NATO yang “macan kertas” karena tidak mampu menghentikan laju Rusia di medan perang.

Sementara itu, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pekan lalu bahwa AS berencana memberikan informasi intelijen kepada Ukraina untuk menyerang infrastruktur energi di wilayah Rusia.

Dua pejabat mengonfirmasi laporan tersebut kepada Reuters, meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa pengiriman rudal Tomahawk mungkin sulit terealisasi karena stoknya difokuskan untuk keperluan Angkatan Laut AS.

Putin menegaskan, penggunaan Tomahawk tanpa keterlibatan langsung militer AS adalah hal yang mustahil. Ia memperingatkan bahwa setiap pasokan senjata tersebut akan membuka babak baru dalam eskalasi konflik.

"Ini akan berarti tahap eskalasi yang benar-benar baru, secara kualitatif baru, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat," ujar Putin.

Dengan jangkauan 2.500 kilometer, rudal Tomahawk memungkinkan Ukraina menjangkau target hingga ke jantung Rusia, termasuk wilayah Kremlin dan area strategis lainnya di Eropa Timur — potensi yang membuat ketegangan geopolitik antara Moskow dan Washington kembali memanas.

TERKINI

Load More
x|close