Ntvnews.id, Jakarta - Dunia sepeda listrik di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sedang mengalami perkembangan yang kontras.
Beberapa merek seperti Stark dan Oset/Triumph menunjukkan masa depan yang cerah, sementara yang lain seperti Energica dan LiveWire justru menghadapi tantangan berat.
Di tengah dinamika ini, ada satu nama yang sempat mencuri perhatian namun akhirnya tenggelam, yakni Fuell, merek sepeda listrik asal Amerika.
Melansir Visordown, Selasa (7/10/2025), setelah peluncuran yang penuh janji dan ambisi untuk mengguncang pasar sepeda listrik, Fuell justru mengalami kegagalan besar dan resmi mengajukan kebangkrutan pada Oktober 2024.
Namun, kisah Fuell belum sepenuhnya usai. Merek yang sudah bangkrut ini justru berhasil dijual seharga US$170.000 (sekitar Rp2,81 miliar).
Penjualan tersebut mencakup seluruh aset perusahaan, mulai dari hak atas nama dan merek dagang, situs web, stok sepeda, hingga peralatan bengkel.
Meski angka penjualannya terdengar besar, jumlah itu nyatanya hanya mampu menutup sekitar dua persen dari total utang yang belum dibayar oleh Fuell.
Akibatnya, para pemasok yang sebelumnya bekerja sama dengan Fuell kemungkinan besar masih harus menanggung kerugian.
Proses penjualan ini lebih menyerupai obral besar-besaran ketimbang lelang aset formal.
Beberapa unit sepeda listrik model Flluid, produk komuter unggulan Fuell, dijual antara US$1.150 (Rp19 juta) hingga US$1.600 (Rp26,5 juta), sementara sepeda kayuhnya bahkan laku dengan harga di bawah US$500 (Rp8,2 juta).
Hanya beberapa barang yang tersisa di akhir lelang, seperti peralatan servis dan kursi kantor, menurut laporan dari Elektrek.
Yang menarik, hingga kini identitas pembeli masih belum diketahui, begitu pula rencana mereka terhadap aset-aset Fuell.
Namun, tetap ada kemungkinan jika merek ini akan bangkit kembali di masa depan, dan mungkin, Fuell akan kembali mengaspal.