Bendera China (Istimewa)
Ntvnews.id, Beijing - China dikabarkan tengah mengembangkan prototipe sistem pertahanan udara yang mirip dengan Golden Dome, sistem yang sebelumnya disebut akan dikembangkan Amerika Serikat.
Meski masih berada pada tahap awal, platform peringatan dini ini disebut mampu secara bersamaan memantau hingga 1.000 rudal yang ditembakkan ke arah China dari berbagai belahan dunia.
Dilansir dari SCMP, Jumat, 3 Oktober 2025, Sistem tersebut memanfaatkan sensor yang tersebar di luar angkasa, laut, udara, dan darat untuk mendeteksi serta menganalisis ancaman. Data penting dikumpulkan secara real time, termasuk lintasan penerbangan, jenis senjata, hingga kemampuan membedakan antara hulu ledak asli atau sekadar umpan yang digunakan untuk mengelabui sistem intersepsi.
Baca Juga: India Bangun Bendungan Raksasa Upper Siang untuk Hadapi Proyek Air China
Tim pengembang menyatakan bahwa sistem ini dirancang agar mampu mengintegrasikan data dari beragam platform militer yang diproduksi oleh berbagai pemasok, ditempatkan di lokasi berbeda, serta dikembangkan dalam periode waktu yang berlainan.
Menurut tim proyek yang dipimpin insinyur senior Li Xudong dari Nanjing Research Institute of Electronics Technology, prototipe tersebut telah berhasil dikembangkan, diuji, dan bahkan disebarkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Baca Juga: Jembatan Tertinggi di Dunia Siap Dibuka di China pada 28 September
"Saat ini, sistem prototipe telah diuji di beberapa simpul sistem peringatan dini dan deteksi, mencapai pengumpulan, pemrosesan, intergrasi, dan analisis," demikian laporan Li Xudong.
Sistem ini disebut sebagai pertahanan rudal pertama yang diketahui memiliki jangkauan global.
Beberapa bulan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat melontarkan gagasan terkait sistem pertahanan Golden Dome, terinspirasi dari Iron Dome milik Israel. Namun, hingga kini belum ada rencana arsitektur mendasar yang diumumkan secara resmi.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
