Trump Tegaskan Siap Bertemu Kim Jong-un Tanpa Prasyarat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 06:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA FOTO/Xinhua/Hu Yousong/bar.) Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA FOTO/Xinhua/Hu Yousong/bar.) (Antara)

Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dirinya tetap terbuka untuk berdialog dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tanpa adanya prasyarat.

Hal itu disampaikan oleh pejabat Gedung Putih pada Selasa, 30 September, di tengah spekulasi mengenai kemungkinan pertemuan Trump dan Kim saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) di Korea Selatan pada akhir Oktober mendatang.

Pernyataan ini menandai kali pertama pemerintahan Trump menegaskan tidak memiliki syarat khusus untuk melanjutkan dialog.

“Kebijakan AS terhadap Korea Utara tidak berubah. Presiden Trump tetap terbuka berbicara dengan Kim Jong-un tanpa prasyarat,” kata pejabat Gedung Putih, dikutip Yonhap News, Kamis, 2 Oktober 2025. Meski begitu, Washington tetap menegaskan komitmennya terhadap tujuan denuklirisasi Korea Utara.

Baca Juga: Hamas Diskusikan 20 Poin Perdamaian Gaza yang Diinisiasi Trump

Sebelumnya, Kim Jong-un menyatakan kesediaannya membuka kembali pembicaraan jika AS menghentikan tuntutan denuklirisasi. Pyongyang menegaskan tidak akan menyerahkan program nuklir yang dianggap sebagai jaminan keamanan dan kedaulatan.

Dalam Sidang Umum PBB pekan lalu, Wakil Menlu Korea Utara Kim Son-gyong bahkan menegaskan bahwa negaranya “tidak akan menyerah pada nuklir dalam kondisi apa pun.”

Trump, sejak kembali menjabat awal tahun ini, beberapa kali menyampaikan harapannya untuk bertemu Kim. Ia bahkan menyinggung peluang itu ketika bertemu Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung pada Agustus lalu.

Baca Juga: Malaysia Setuju Inisiatif Usulan Trump untuk Akhiri Perang di Gaza

Sebelumnya, hubungan Trump dan Kim pernah menghasilkan tiga pertemuan bersejarah pada 2018–2019, meski tidak membuahkan kesepakatan konkret terkait penghentian nuklir.

Kendati perbedaan sikap masih tajam AS dan Korea Selatan menuntut denuklirisasi, sementara Korea Utara menegaskan senjata nuklir sebagai aset mutlak peluang dialog tanpa syarat ini dinilai membuka ruang harapan baru bagi perundingan damai.

x|close