Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan bahwa transformasi digital dalam pengelolaan data spasial kehutanan menjadi langkah penting menuju tata kelola hutan nasional yang lebih modern dan transparan.
“Melalui transformasi digital data spasial kehutanan, kita membuka era baru untuk tata kelola hutan yang transparan, akuntabel, dan berintegritas,” kata Menhut Raja Antoni dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Raja Antoni menjelaskan bahwa inisiatif transformasi digital, yang meliputi digitalisasi layanan kehutanan serta penerapan dashboard Decision Support System (DSS), kini menjadi salah satu program prioritas Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Selain itu, terdapat sejumlah program utama lainnya seperti penguasaan hutan yang berkeadilan, pemanfaatan hutan sebagai sumber swasembada pangan, pelestarian fungsi hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia, perhutanan sosial, percepatan pengesahan hutan adat, serta peningkatan pengelolaan taman nasional.
Program strategis lain yang turut dijalankan mencakup penerbitan Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian, penilaian atau grading jalur pendakian, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta implementasi kebijakan satu peta (one map policy).
Baca Juga: Menhut Sebut Luas Karhutla Turun dari 2,6 Juta Ha di 2015 Jadi 213 Ribu Ha di 2025
Menhut juga menyoroti adanya penurunan signifikan dalam angka kebakaran hutan dan lahan di awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, capaian tersebut merupakan hasil dari kolaborasi lintas lembaga dan komitmen dalam menjalankan amanat Presiden Prabowo yang telah menghibahkan lahan miliknya di Aceh untuk konservasi gajah sumatera melalui inisiatif yang dinamakan Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI Aceh).
“Dalam bidang konservasi kami terus melakukan kerja-kerja konkrit di lapangan. Kita bekerja sama dengan WWF Indonesia, untuk memulai mitigasi konflik gajah dengan manusia,” kata Menhut.
Ia menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai keberlanjutan dalam pengelolaan hutan. “Hutan bukan sekadar pepohonan, tapi sumber kehidupan. Mari jadikan hutan sebagai sumber kemakmuran dan keberlanjutan bagi semua,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, Raja Antoni juga baru-baru ini hadir sebagai pembicara kunci dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengusung tema “Reinventing Pendidikan Kehutanan Menjawab Tantangan Kehutanan Indonesia Tahun 2060.”
Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan apresiasi terhadap kontribusi besar Fakultas Kehutanan UGM terhadap kemajuan sektor kehutanan di Indonesia. “Ada Dirjen Konservasi Sumber Data Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Dyah Murtiningsih hingga Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkum) Dwi Januanto Nugroho, Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki, dan Presiden ke-7 Joko Widodo,” kata Raja Antoni.
“(Mereka) Tidak hanya berhasil menjaga hutan tapi juga berhasil menjaga Indonesia,” ujar dia menambahkan.
(Sumber : Antara)