Menhut Sebut Luas Karhutla Turun dari 2,6 Juta Ha di 2015 Jadi 213 Ribu Ha di 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Okt 2025, 15:04
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menhut Raja Juli Antoni (kedua kiri), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kedua kanan) dan Wamenhut Rohmat Marzuki dalam Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kemenhut, Jakarta pada Senin, 13 Oktober 2025.  ANTARA/Prisca Triferna Menhut Raja Juli Antoni (kedua kiri), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kedua kanan) dan Wamenhut Rohmat Marzuki dalam Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kemenhut, Jakarta pada Senin, 13 Oktober 2025. ANTARA/Prisca Triferna (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2025 mencapai 213.984 hektare. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan puncak karhutla pada 2015 yang sempat mencapai 2,6 juta hektare.

“Dengan bangga dan ucapan syukur pada Allah SWT kita dapat umumkan bahwa angka kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2025 ini turun dibandingkan karhutla pada tahun 2024,” ujar Raja Juli Antoni dalam konferensi pers Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Senin, 13 Oktober 2025.

Ia menilai keberhasilan ini tidak lepas dari peran Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya terlibat langsung dalam penanganan karhutla. “Presiden bahkan langsung memimpin rapat terbatas penanganan karhutla dan persiapan untuk modifikasi cuaca serta water bombing,” katanya.

Raja Juli menjelaskan, total karhutla tahun 2025 mencapai 213.984 hektare, turun dari 376.805 hektare pada 2024. Angka ini juga jauh lebih kecil dibandingkan luasan kebakaran pada 2019 sebesar 1.649.258 hektare maupun pada 2015 yang mencapai 2.611.411 hektare.

Baca Juga: BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla di Riau

Adapun rincian luas kebakaran tahun ini meliputi lahan gambut seluas 24.212 hektare dan lahan mineral 189.772 hektare.

Dari sisi jumlah titik panas (hotspot), periode 1 Januari hingga 26 September 2025 tercatat sebanyak 2.248 titik, turun 23,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2.954 titik.

“Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat kepercayaan tinggi (80 persen), menunjukkan pada 2025 tercatat 2.248 titik, sedangkan pada periode yang sama tahun 2024 sebanyak 2.954 titik, atau turun 706 titik (23,90 persen),” jelas Raja Antoni.

Baca Juga: Kapolri Minta Pengawasan Intensif di Titik Rawan Karhutla

Ia menambahkan, keberhasilan menekan angka karhutla juga didukung kolaborasi antara Kementerian Kehutanan, TNI, Polri, BMKG, BNPB, pemerintah daerah, serta masyarakat. Upaya pencegahan dilakukan melalui penguatan Manggala Agni, operasi modifikasi cuaca, serta patroli terpadu di wilayah rawan.

Raja Antoni menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berkompromi terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan. “Kami juga memastikan penegakan hukum berjalan tegas. Tidak ada kompromi terhadap pelaku pembakaran, baik individu maupun korporasi,” tegasnya.

(Sumber: Antara) 

x|close