Menko AHY: Sektor Properti dan Konstruksi Sumbang Lebih dari 10 Persen PDB Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2025, 14:48
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta. (ANTARA/Aji Cakti) Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta. (ANTARA/Aji Cakti) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut sektor properti dan konstruksi memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, yakni lebih dari 10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Sektor properti dan konstruksi menyumbang lebih dari 10 persen terhadap PDB Indonesia," ujar AHY dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.

Menurut AHY, sektor tersebut bukan hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat akan tempat tinggal, tetapi juga berperan penting dalam membuka lapangan kerja, menggerakkan industri bahan bangunan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah, termasuk pedesaan dan kawasan pesisir.

Ia menekankan bahwa pembangunan perumahan tidak boleh semata berfokus pada jumlah unit, melainkan juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan ketangguhan terhadap risiko iklim.

AHY menambahkan, penyediaan hunian perlu diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan terintegrasi, seperti pengembangan kawasan berbasis transportasi publik yang ramah lingkungan dan efisien, serta program regenerasi perkotaan guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat, aman, dan nyaman.

Baca Juga: Menko IPK AHY Tekankan Pertumbuhan Ekonomi Harus Sejalan dengan Keberlanjutan

Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara menjelaskan bahwa pembangunan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) juga berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja.

“Pembangunan satu rumah subsidi membutuhkan lima pekerja, berarti 350 ribu unit rumah subsidi yang dibangun pada tahun ini membutuhkan 1,65 juta orang yang bekerja,” ujar Ara.

Ia menuturkan, program rumah subsidi memiliki dampak beruntun (multiplier effect) positif terhadap roda perekonomian di sekitar lokasi pembangunan, misalnya tumbuhnya warung makan bagi para pekerja, serta meningkatnya aktivitas sektor logistik dan industri bahan bangunan seperti semen dan keramik.

Ara menambahkan, total anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk pembangunan 350 ribu unit rumah bersubsidi pada tahun 2025 mencapai Rp43 triliun.

“Tahun ini pemerintah telah meningkatkan jumlah KPR FLPP untuk rumah subsidi dari sebelumnya 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit rumah,” kata dia.

(Sumber: Antara) 

x|close