Menko AHY Sesali Ambruknya Mushala Ponpes di Sidoarjo, Pastikan Akan Investigasi Mendalam

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 18:00
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi keterangan setelah rapat Koordinasi Persiapan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi keterangan setelah rapat Koordinasi Persiapan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyesali ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, dan memastikan akan melakukan investigasi mendalam terkait insiden tersebut.

“Kami sangat-sangat menyesalkan, ya, (ambruknya ponpes). Kami akan cek semuanya,” ujar AHY usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.

Menurut AHY, kejadian itu menjadi pengingat pentingnya memastikan kualitas bangunan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa konstruksi dengan mutu buruk tidak hanya mengganggu fungsi dan kenyamanan, tetapi juga dapat mengancam keselamatan jiwa.

Baca Juga: Menko AHY Pastikan Perlindungan Data Pribadi untuk Pengguna Aplikasi All Indonesia

“Kami tentunya ingin lebih menginvestigasi lagi dan meyakinkan agar jangan sampai terjadi lagi seperti itu,” tambahnya.

Sementara itu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melaporkan tim gabungan menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny yang ambruk pada Senin,29 September 2025.

Dalam masa krusial 72 jam pertama pascakejadian, tim SAR gabungan memprioritaskan evakuasi terhadap tujuh korban berstatus merah dengan terus menyalurkan oksigen, suplai makanan, hingga infus secara berkala.

Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas Emi Freezer menjelaskan, komunikasi dengan korban berstatus merah dilakukan lewat interaksi suara, sedangkan secara visual menggunakan kamera khusus yang dapat menembus celah sempit di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Kejaksaan Limpahkan Berkas 9 Terdakwa Korupsi Minyak Mentah ke PN Jakpus

Hingga kini, 11 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan. Dari jumlah tersebut, tiga korban dinyatakan meninggal dunia—satu orang pada Senin, 29 September 2025 di rumah sakit, dan dua lainnya pada Selasa, 30 September 2025.

Adapun jumlah pasti korban yang masih terjebak belum bisa dipastikan. Basarnas menegaskan bahwa 15 titik korban yang ditemukan hingga saat ini belum mewakili jumlah total korban yang kemungkinan masih berada di bawah reruntuhan.

(Sumber: Antara)

x|close