Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya perencanaan kota masa depan yang membuat kawasan tempat tinggal masyarakat berdekatan dengan transportasi umum dan berbagai fasilitas publik.
Konsep pembangunan seperti ini dikenal dengan istilah transit oriented development (TOD).
“Konsep TOD ini harus menjadi arus utama dalam kebijakan pembangunan kota-kota-kota masa depan,” kata AHY dalam acara The 54th Earoph Regional Conference di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.
AHY menjelaskan bahwa tujuan dari TOD adalah mendekatkan masyarakat dengan fasilitas umum seperti tempat kerja, sekolah, layanan kesehatan, dan ruang terbuka publik. Dengan desain kota yang saling terhubung, warga dapat menghemat waktu, menekan biaya transportasi, dan menikmati kehidupan yang lebih nyaman serta efisien.
“Kalau semua tinggal di lokasi yang saling terhubung dekat dengan tempat kerja, sekolah, rumah sakit, dan transportasi umum, kita bisa hemat waktu,” katanya.
Ia menambahkan, dengan proyeksi 70 persen populasi dunia akan tinggal di wilayah perkotaan pada periode 2040–2050, Indonesia perlu menyiapkan tata kota yang mampu menunjang mobilitas dan aktivitas masyarakat secara efisien.
Baca Juga: Jakarta Macet Horor, Menko AHY: Kita Lakukan Evaluasi
AHY juga menyoroti bahwa kota masa depan harus berlandaskan tiga prinsip utama, yaitu ramah lingkungan, tangguh terhadap bencana, dan cerdas secara teknologi.
Selain konsep TOD, ia menilai pendekatan urban regeneration atau regenerasi masyarakat perkotaan juga penting untuk menata ulang kawasan eksisting agar tetap layak huni dan produktif.
Ia menekankan bahwa pembangunan kota tidak boleh hanya berorientasi pada kemajuan teknologi dan modernitas, tetapi juga harus memperhatikan aspek keadilan sosial.
“Regenerasi berarti revitalisasi, pembenahan, dan penerapan regulasi yang baik agar ekonomi tumbuh dan masyarakat tidak terjebak dalam ketimpangan,” tuturnya.
AHY mengingatkan bahwa kemajuan kota dapat menjadi “pedang bermata dua”. Di tengah perkembangan teknologi dan gedung-gedung tinggi, masih banyak warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan di kawasan padat dan tidak layak huni.
Baca Juga: Menko AHY Resmikan Travoy Hub, Jadi Tonggak Baru Integrasi Transportasi dan Ekonomi
“Kita masih melihat wajah kemiskinan kota. Rumah kecil, kumuh, tanpa sanitasi dan pencahayaan, dihuni bergantian oleh empat keluarga. Ini masih terjadi di sana-sini,” ungkapnya.
Karena itu, AHY menekankan pentingnya pendekatan pembangunan yang berorientasi pada manusia sebagai inti dari kebijakan pembangunan.
“People-first design, people-first development bukan sekadar jargon. Pembangunan harus ditujukan agar keluarga-keluarga kita hidup lebih nyaman dan punya pekerjaan yang baik,” kata dia.
(Sumber: Antara)