Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu Mundur di Tengah Kritik Terhadap Kabinet Baru

Langkah ini dilakukan hanya beberapa jam setelah Lecornu mengumumkan susunan kabinet baru yang sebagian besar masih diisi oleh pejabat dari pemerintahan sebelumnya yang jatuh pada 8 September. Keputusan tersebut langsung memicu kritik tajam dari berbagai partai oposisi.

Pemimpin sayap kanan National Rally, Marine Le Pen, menilai keputusan tersebut sebagai langkah yang mengecewakan. Ia menyatakan melalui media sosial X, “Keputusan mempertahankan kabinet yang sama, ditambah orang yang telah membuat Prancis bangkrut, sungguh menyedihkan.”

Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Divonis 5 Tahun Penjara

Sementara itu, pemimpin Partai Hijau Marine Tondelier menilai bahwa “rasa tidak hormat terhadap demokrasi” di kalangan pendukung Macron “telah mencapai tingkat baru,” seraya mengkritik kembalinya Bruno Le Maire ke kabinet.

Ketua Partai Sosialis Boris Vallaud juga menyoroti stagnasi politik di bawah pemerintahan Macron. “Keengganan Macronis untuk berubah membuat negara semakin terperosok dalam kekacauan setiap hari,” ujarnya.

Menanggapi situasi politik terbaru, Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menyatakan akan menggelar rapat strategis Partai Republik pada Senin. “Susunan kabinet ini tidak mencerminkan perubahan yang dijanjikan,” tulisnya di X.

Dalam kabinet baru yang sempat diumumkan Lecornu, Roland Lescure ditunjuk menggantikan Eric Lombard sebagai Menteri Keuangan, sementara mantan Menteri Keuangan Bruno Le Maire kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Selain itu, Eric Woerth menjadi Menteri Organisasi dan Desentralisasi Wilayah, Naima Moutchou menjabat sebagai Menteri Transformasi Publik dan Teknologi Digital, Mathieu Lefevre sebagai Menteri Hubungan dengan Parlemen, dan Marina Ferrari sebagai Menteri Olahraga, Pemuda, dan Kehidupan Masyarakat.

Beberapa menteri tetap menempati posisinya, termasuk Retailleau, Jean-Noel Barrot, Elisabeth Borne, Manuel Valls, Gerald Darmanin, Catherine Vautrin, Rachida Dati, Agnes Pannier-Runacher, Annie Genevard, Amelie de Montchalin, Philippe Tabarot, dan Aurore Berge.

Baca Juga: Pramono Bakal Lakukan Efisiensi di Balai Kota Imbas Dana Transfer Dipotong

Lecornu sebelumnya ditunjuk sebagai perdana menteri menggantikan Francois Bayrou, yang kehilangan mosi kepercayaan di Majelis Nasional pada 8 September. Bayrou sempat mengusulkan kerangka anggaran 2026 dengan target penghematan €44 miliar (US$51 miliar) untuk menekan utang publik Prancis yang mencapai 115 persen dari PDB.

Dengan defisit anggaran 5,8 persen dari PDB—salah satu yang tertinggi di Uni Eropa—perdebatan anggaran menjadi sumber utama ketegangan politik di Prancis. Kegagalan menyepakati anggaran 2025 juga turut menyebabkan jatuhnya pemerintahan Michel Barnier pada Desember lalu.

(Sumber: Antara)