Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 5 Orang, 59 Santri Masih Terkurung Reruntuhan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 08:51
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Sejumlah petugas gabungan mencari korban bangunan mushalla yang ambruk dan membuat sejumlah santri terluka di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 September 2025. Sejumlah petugas gabungan mencari korban bangunan mushalla yang ambruk dan membuat sejumlah santri terluka di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Jumlah korban meninggal akibat runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, kini bertambah menjadi lima orang. Data terbaru tersebut disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah proses pencarian dan evakuasi yang terus berlangsung hingga Rabu, 1 Oktober 2025 malam.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengonfirmasi perkembangan ini. Ia menjelaskan bahwa laporan tersebut diperbarui berdasarkan hasil pencarian tim SAR gabungan hingga hari ketiga.

"Data sementara yang dimutakhirkan per Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Angka tersebut diperoleh dari daftar absensi yang dirilis oleh pihak pondok pesantren, termasuk dari laporan kehilangan pihak keluarga korban," kata Abdul dalam keterangannya, Kamis, 2 Oktober 2025.

Menurutnya, dinamika jumlah korban bisa berubah seiring dengan verifikasi lapangan.

"Adapun dinamika data yang berubah disebabkan dari berbagai hal, seperti nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak berada di tempat kejadian perkara saat insiden terjadi tidak melaporkan diri," tambahnya.

Baca Juga: Mensos Pastikan Bantuan Logistik untuk Keluarga Santri Korban Ponpes Ambruk

Sejauh ini, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi lima orang dalam keadaan hidup. Namun, satu di antaranya dalam kondisi kritis dan harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sidoarjo.

Di sisi lain, dua korban ditemukan sudah meninggal dunia. Temuan ini membuat jumlah korban tewas akibat insiden yang dipicu kegagalan konstruksi tersebut naik menjadi lima orang. Seluruh jenazah langsung dibawa ke RS Siti Hajar.

Pada Rabu malam, Abdul menjelaskan bahwa tim SAR juga melakukan asesmen ulang terhadap satu korban lain yang sebelumnya diduga masih hidup di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Basarnas: Santri Kian Terhimpit Beton di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo

"Apabila memang masih ditemukan tanda-tanda kehidupan, maka tim akan memaksimalkan pencarian dengan langkah-langkah yang harus diperhitungkan secara matang. Sebab, lokasi korban yang terakhir ini terdeteksi berada di posisi yang cukup sulit dan menantang, sehingga selain keahlian tentunya juga dibutuhkan strategi khusus agar korban maupun tim yang bertugas semuanya dapat selamat dalam operasi ini," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penggunaan alat berat belum dapat dilakukan karena berisiko memperburuk situasi. Struktur bangunan yang runtuh dinilai sangat labil dan rentan terhadap guncangan.

"Apabila tidak lagi ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, maka BNPB bersama Basarnas dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, akan mengajak keluarga korban untuk kembali bermusyawarah dan memohon kesediaan dari segala keadaan yang ada. Adapun harapannya, babak baru dalam operasi SAR menggunakan alat berat dapat segera dilaksanakan guna mengangkat seluruh korban dengan berbagai kondisi," imbuh Abdul.

x|close