Ntvnews.id, Jakarta - Robohnya bangunan mushola di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 September 2025, diduga kuat dipicu oleh lemahnya penopang saat proses pengecoran. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu menyebabkan sedikitnya 79 orang harus mendapatkan perawatan.
Pengasuh Ponpes Al Khoziny, Abdus Salam Mujib, menegaskan bahwa musala roboh ketika pembangunan memasuki tahap pengecoran bagian atas atau dek.
"Sepertinya penopang cor itu tidak kuat, jadi seperti menopang ke bawah," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Selasa, 30 September 2025.
Baca Juga: 91 Santri Masih Tertimbun di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Ia menjelaskan, pengecoran di lokasi proyek sudah berlangsung cukup lama, sekitar sembilan hingga sepuluh bulan. Bahkan, pengecoran terakhir yang dilakukan sebelumnya sempat mengalami masalah.
"Saya kira ngecornya mungkin hanya empat sampai lima jam selesai, mungkin jam 12 sudah selesai," tambahnya, menyebut bahwa pekerjaan pengecoran dimulai sejak pagi hari.
Keterangan serupa datang dari seorang santri Ponpes Al Khoziny, Muhammad Rijual Qoib. Menurutnya, pekerjaan pengecoran dilakukan di lantai empat atau atap bangunan musala yang masih dalam proses pembangunan.
"Awalnya ada yang krek bocor mau ngecor paling atas nah terus itu langsung full tidak diisi setengah. Jadi bahan-bahan di bawahnya tidak kuat," ujarnya.
Padahal, meski belum rampung, bangunan musala tersebut sudah difungsikan untuk berbagai kegiatan santri.
"Banyak yang retak dan material yang jatuh, tambah lama tambah keras jatuhnya," ungkapnya.
Hingga evakuasi dilakukan, Tim SAR Surabaya melaporkan adanya empat korban yang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dalam kondisi luka-luka. Namun, jumlah korban diperkirakan masih bertambah karena dari dalam bangunan yang roboh masih terdengar suara tangisan dan jeritan minta tolong.