Ntvnews.id, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur memberikan bantuan dalam proses evakuasi korban ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, yang berlokasi di Buduran, Sidoarjo.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Laksita Rini Sevrian, menyampaikan bahwa bantuan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HDR) serta personel DPKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya dikerahkan untuk membantu mengevakuasi santri yang terjebak di reruntuhan.
“Tim dari Sidoarjo menghubungi kami dan meminta bantuan. Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, tim Rescue Damkar langsung berangkat ke lokasi,” ujar Laksita Rini di Surabaya, Selasa, 30 September 2025.
Mobil Heavy Duty Rescue yang dikirim dilengkapi dengan alat evakuasi lengkap, termasuk kamera khusus dan life detector yang mampu mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lain.
“Ada juga shot camera yang bisa masuk melalui celah reruntuhan untuk membantu visualisasi lokasi korban. Selain itu, tersedia peralatan penyangga reruntuhan agar proses evakuasi dapat berjalan lebih aman,” tambahnya.
Saat ini, dua regu personel masih berada di lokasi dan terus melakukan upaya evakuasi karena masih ada beberapa santri yang diperkirakan terjebak.
Laksita Rini menambahkan, sebanyak 28 santri yang menjadi korban merupakan warga Surabaya. Pihaknya juga berkoordinasi dengan tim di lapangan dari provinsi dan Basarnas untuk memberikan bantuan maksimal.
Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, mengonfirmasi pengiriman satu pleton tim rescue beserta peralatan seperti helm keselamatan, alat pemotong besi, mesin penyangga hidrolis, lampu, dan jack hammer untuk proses penyelamatan.
Bangunan mushalla di Ponpes Al-Khoziny ambruk saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar berjamaah sekitar pukul 14.40 WIB pada Senin 29 September 2025.
(Sumber: Antara)