Ntvnews.id, Jakarta - Direktur RSUD Sidoarjo, Atok Irawan, menceritakan kondisi darurat yang dialami salah satu santri korban ambruknya bangunan mushola di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Menurut Atok, situasi darurat memaksa seorang santri harus menjalani amputasi langsung di lokasi kejadian karena tertimpa reruntuhan bangunan.
“Kondisinya darurat, tim bedah dan ortopedi langsung melakukan tindakan malam hari,” ujar Atok dalam keterangan resminya yang dilansir pada Rabu, 1 Oktober 2025.
RSUD Sidoarjo menangani total 40 pasien dengan berbagai kondisi. Dari jumlah tersebut, tujuh orang mengalami luka berat, empat luka sedang, dan 28 lainnya luka ringan. Sebagian besar korban sudah dipulangkan, sementara sembilan santri masih menjalani perawatan.
Baca Juga: Basarnas Ungkap Kondisi Santri yang Kena Robohan Ponpes: Ada yang di Kolong hingga Terhimpit Borders
Selain di RSUD Sidoarjo, korban juga dirawat di RSI Siti Hajar. Rumah sakit ini menerima 52 pasien, dengan sepuluh orang masih dirawat inap dan satu korban dirujuk ke Mojokerto.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menyebutkan bahwa saat bangunan runtuh pada Senin, 29 September 2025 sore, sekitar 140 santri berada di musala. Dari jumlah itu, 102 santri berhasil dievakuasi.
“Sebanyak 91 santri keluar secara mandiri, sementara 11 lainnya dievakuasi tim SAR,” kata Nanang.
Baca Juga: Momen Santri Menangis Saat Dievakuasi Petugas dari Mushola Ambruk di Sidoarjo
Tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap santri yang diduga tertimbun reruntuhan.
“Kami optimistis masih bisa menyelamatkan korban. Komunikasi terakhir, ada santri yang memberi tanda masih hidup,” ujarnya.
Hingga Selasa, 30 September 2025, tercatat tiga santri meninggal dunia akibat peristiwa ini. Mereka adalah Maulana Alfan Abrahimafic (15), asal Surabaya; Mochammad Mashudulhaq (14), asal Dukuh Pakis, Surabaya; dan Muhammad Soleh (22), asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung.
Peristiwa tragis ini terjadi ketika ratusan santri tengah melaksanakan salat Asar di musala kompleks asrama putra Ponpes Al Khoziny. Ambruknya bangunan tersebut menewaskan tiga orang dan melukai puluhan santri lainnya.