Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, bersama Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menghadiri acara Investment Dialogue: The Future of EU-Indonesia Trade & Sustainable Investment sekaligus meresmikan EU Investment Desk di Jakarta pada Selasa, 30 September 2025.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah Indonesia untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi dengan Uni Eropa, sekaligus mendorong investasi yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan. EU Investment Desk akan menjadi titik koordinasi bagi investor Eropa dan platform untuk memperluas peluang investasi di sektor-sektor hijau di Indonesia.
Rosan Roeslani menekankan pentingnya kolaborasi di sektor energi terbarukan. Ia menyebut, Indonesia menargetkan sekitar 76% energi baru akan berasal dari sumber energi terbarukan dalam lima tahun ke depan, termasuk energi surya, panas bumi, tenaga air, pasang surut, dan biomassa.
“Jadi, sekali lagi, dalam bidang ini tentu saja diperlukan kolaborasi dari potensial partner kita dari Uni Eropa yang akan mempercepat penggunaan energi baru di Indonesia. Karena pada saat yang sama, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Ketika saya berbicara dengan Presiden, dia bilang kepada saya, ‘Mengapa kita tidak memiliki target yang lebih agresif, kita harus bisa mencapai 2050,’” ujar Rosan.
Baca Juga: Menteri Rosan Targetkan Investasi Eropa ke Indonesia Tumbuh 20 Persen Berkat IEU-CEPA
Menteri Investasi juga menyoroti potensi peningkatan perdagangan dan investasi melalui Trade and Investment Framework seperti SEPA (Sustainable Economic Partnership Agreement) atau FTA. Ia menjelaskan bahwa perangkat perjanjian ini memungkinkan arus perdagangan dan investasi yang lebih lancar, termasuk pengurangan tarif di sebagian besar produk.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menegaskan komitmen Eropa untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Ia menyoroti bahwa meski potensi Indonesia besar, porsi investasi Uni Eropa di negara ini masih relatif kecil.
“Fokusnya adalah untuk menarik investasi dari EU, tapi tentu saja Danantara juga merupakan sebuah kendaraan yang sangat baik untuk aktivitas ekonomi yang lebih luas di Indonesia. Kami sangat menanti-nantikan untuk memiliki lebih banyak investasi, karena potensi Indonesia tidak berubah, dengan populasi yang kuat, ekonomi yang berkembang, pendidikan yang luas, dan sumber daya alam,” kata Denis Chaibi.
Menurut Chaibi, SEPA menjadi fondasi penting untuk membuka lahan yang lebih subur bagi pengembangan investasi. Selain modal finansial, investasi dari Eropa juga membawa teknologi, pekerjaan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan.
Dengan dibukanya EU Investment Desk, diharapkan kemitraan strategis ini akan mempercepat pertumbuhan investasi berkelanjutan di Indonesia, mendukung transisi energi hijau, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa.