Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Kamboja pada Rabu melaporkan bahwa sebanyak 24 warganya mengalami luka akibat bentrokan dengan tentara Thailand saat berusaha memasang pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan.
Juru bicara pemerintah, Pen Bona, menyampaikan bahwa sejumlah warga sipil, termasuk biksu Buddha, menjadi korban dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Thailand dan Kamboja Resmi Teken Gencatan Senjata, Bakal Dipantau ASEAN
Bona mendesak pihak Thailand untuk tetap mematuhi gencatan senjata yang telah dicapai pada Juli lalu, menurunkan ketegangan, serta "menghindari konfrontasi yang dapat meningkat menjadi kekerasan baru," seperti dikutip dari kantor berita milik pemerintah, Agence Kampuchea Press.
Gubernur Provinsi Banteay Meanchey di Kamboja menuturkan bahwa pasukan Thailand menembakkan gas air mata dan peluru tajam di sepanjang perbatasan.
Warga yang tengah memasang pagar kawat berduri kemudian memprotes tindakan tentara Thailand, yang menurut mereka merupakan pelanggaran terhadap batas wilayah Kamboja.
Baca Juga: Kamboja Tuding Rencana Militer Thailand Langgar Gencatan Senjata
Dari pihak lain, Kementerian Luar Negeri Thailand dalam keterangannya menegaskan bahwa seluruh tindakan aparatnya dilakukan sepenuhnya di wilayah kedaulatan Thailand, serta mengonfirmasi adanya beberapa pejabat Thailand yang turut terluka dalam insiden itu.
Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa dua tentara Thailand menjadi korban luka.
Kementerian tersebut juga menekankan bahwa aparatnya telah bertindak sesuai dengan praktik internasional. Selain itu, mereka meminta Kamboja menghentikan provokasi, ajakan untuk melakukan protes, maupun kerusuhan. Thailand juga menyerukan agar Kamboja menahan diri dari tindakan yang berpotensi memperburuk situasi, serta mendorong tercapainya solusi damai yang dapat disepakati bersama guna meredakan konflik.
Sebagai catatan, gencatan senjata antara kedua negara Asia Tenggara ini dicapai pada 28 Juli lalu setelah perselisihan perbatasan meningkat menjadi konflik bersenjata yang menyebabkan puluhan korban tewas maupun terluka.
Sumber: ANTARA