Puluhan Ribu Tentara Mesir Dikirim ke Perbatasan Israel, Ada Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Agu 2025, 08:57
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Adiantoro
Editor
Bagikan
Peta Gaza Palestina Peta Gaza Palestina (BBC)

Ntvnews.id, Kairo - Mesir meningkatkan pengerahan militer di sepanjang perbatasan Gaza menyusul kekhawatiran bahwa rencana pendudukan Israel dapat mendorong eksodus besar-besaran warga Palestina ke wilayah Sinai Utara.

Dilansir dari Middle East Eye , Kamis, 21 Agustus 2025, seorang sumber militer senior mengatakan sekitar 40.000 tentara kini ditempatkan di kawasan tersebut-dua kali lipat dari jumlah yang diizinkan dalam perjanjian damai Mesir-Israel tahun 1979.

"Pasukan berada dalam kondisi siaga tertinggi yang pernah terlihat dalam bertahun-tahun," ujarnya.

Penambahan pasukan ini, yang meliputi kendaraan lapis baja, sistem pertahanan udara, pasukan khusus, dan tank tempur M60, merupakan instruksi langsung Presiden Abdel Fattah el-Sisi setelah rapat Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata dan Dewan Keamanan Nasional.

Baca Juga: Imigrasi Deportasi WNA Mesir yang Jadi Pembicara Kegiatan Keagamaan di Palangka Raya

Mesir telah memberi tahu Israel mengenai langkah ini, seraya menegaskan pengerahan bersifat defensif.

Gubernur Sinai Utara, Khaled Megawer, memperingatkan bahwa setiap upaya Israel mendekati perbatasan akan mendapat "respons tak terduga dan keras".

Peringatan ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa operasi Israel di Gaza dapat memicu gelombang pengungsian warga Palestina. Kairo sendiri menegaskan menolak skenario relokasi tersebut.

Sejak dimulainya serangan besar-besaran Israel di Gaza, isu pemindahan warga Palestina ke Sinai kerap mencuat. Namun, Presiden Sisi menegaskan bahwa Mesir tidak akan pernah mengizinkan pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.

Baca Juga: Uji Kelayakan Calon Dubes Mesir hingga Korut Digelar Komisi I DPR RI

Sikap itu juga didukung masyarakat lokal Sinai serta para pemimpin suku yang menolak menjadikan wilayah mereka sebagai "tanah air alternatif".

Meski publik Mesir menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan Palestina, hubungan resmi Mesir dan Israel tetap terjalin sejak perjanjian damai 1979. Perjanjian itu membagi Sinai ke dalam zona militer terbatas.

Sejumlah analis menilai, eskalasi terbaru akan menguji kemampuan Mesir menyeimbangkan peran diplomatik dan keamanan nasional tanpa mengorbankan kepentingan strategisnya.

x|close