Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menyampaikan bahwa proses negosiasi terkait rencana pengelolaan bersama sumber daya di Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia masih berlangsung. Pemerintah berharap hasil pembahasan tersebut dapat menghasilkan keputusan yang memberikan keuntungan bagi kedua negara.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Abdul Kadir Jailani, menjelaskan bahwa kerja sama ini masih berada pada tahap pembicaraan.
“Yang pasti, dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin kita melihat segala kemungkinan di mana kita berusaha mencari solusi yang terbaik bagi kedua negara," kata Abdul, Jumat, 8 Agustus 2025.
Ia menegaskan, rencana pengelolaan bersama wilayah maritim tersebut akan tetap memerhatikan kesesuaian dengan hukum internasional yang berlaku.
Baca Juga: Serangan Israel Hantam Gedung Kementerian Luar Negeri Iran, Korban Luka Dilarikan ke Rumah Sakit
Pada 29 Juli lalu, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mengungkapkan bahwa rencana pengelolaan bersama kawasan maritim Ambalat masih berada dalam tahap penjajakan. Karena itu, isu ini belum dibahas secara spesifik dalam Konsultasi Tahunan Ke-13 Indonesia, Malaysia yang digelar di Jakarta.
“Kita masih melakukan exploratory talk sebenarnya, modalitasnya seperti apa, teknisnya seperti apa, masih panjang perjalanan," ujar Sugiono.
Sugiono menambahkan bahwa kedua negara memiliki pemahaman yang sama mengenai besarnya potensi di kawasan Ambalat. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama untuk mengoptimalkan potensi tersebut, termasuk dalam sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, pada 30 Juli, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia masih mengkaji kemungkinan pengelolaan bersama blok minyak dan gas bumi (migas) East Ambalat.
Baca Juga: Pria Paruh Baya Tewas Diterkam Harimau di Lampung
Blok East Ambalat secara geologis terletak di Cekungan Tarakan, perairan laut dalam Kalimantan Utara, sekitar 80 kilometer di sebelah timur Kota Tarakan. Kedalaman perairannya mencapai sekitar 2.000 meter, dengan luas wilayah sekitar 4.735 kilometer persegi. Blok tersebut diperkirakan memiliki potensi migas yang dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun ke depan.
Menanggapi hal itu, PT Pertamina Hulu Energi menyatakan kesiapannya untuk mengelola blok migas East Ambalat, meskipun hingga saat ini perusahaan masih menunggu instruksi resmi dari pemerintah.
(Sumber: Antara)