Menhut dan Menpar Sepakat Perbaiki Manajemen Pendakian

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jul 2025, 08:38
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam pertemuan, di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025. Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam pertemuan, di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana tengah menjajaki kerja sama strategis yang mencakup pelestarian sumber daya alam, pengembangan pariwisata berkelanjutan, serta peningkatan keselamatan wisatawan, khususnya di kawasan wisata berbasis alam. Rabu, 30 Juli 2025.

Dalam pernyataannya di Jakarta pada Selasa, Menhut menanggapi sejumlah insiden dan kecelakaan yang terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani akhir-akhir ini.

“(Kami) Menekankan pentingnya perbaikan manajemen pendakian, termasuk pemeringkatan tingkat kesulitan jalur pendakian, penerapan sistem kuota, serta penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pendakian yang lebih baik,” kata dia.

Baca Juga : Kemenpar dan JTTC Selenggarakan Pelatihan Manajemen Event untuk Tingkatkan SDM Pariwisata

Menpar Widiyanti juga menyatakan pandangan yang sejalan, dengan menekankan pentingnya peningkatan sistem keselamatan serta pengelolaan risiko di lokasi wisata.

“Insiden di Rinjani menjadi pengingat bagi kita semua bahwa intervensi lintas sektor diperlukan. Kita akan bentuk tim kerja bersama untuk peningkatan standar keselamatan di destinasi wisata alam,” ujar Widiyanti.

Ia juga menyoroti keterkaitan antara upaya konservasi dengan pariwisata yang berkelanjutan.

“Wisata yang berkelanjutan tidak mungkin terwujud tanpa perlindungan terhadap alam. Sinergi ini sangat penting untuk masa depan pariwisata Indonesia,” kata dia lagi.

Baca Juga : Menhut Raja Juli: Kapolri Perintahkan Tindak Tegas Pelaku Karhutla Tanpa Pandang Bulu

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri sepakat untuk memperkuat kolaborasi mereka melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang akan menjadi dasar dari kerja sama program ke depan.

Selain itu, mereka juga membahas rencana pemanfaatan dana hibah dari Zayed Foundation asal Uni Emirat Arab yang mencapai 4,7 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp76,9 miliar). Dana ini ditujukan untuk mendukung pelestarian komodo dan pengembangan kawasan konservasi di sekitarnya.

Hibah tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan penting bagi upaya pelindungan spesies langka serta memperkuat pengembangan pariwisata alam yang berbasis pada prinsip konservasi.

Menhut Raja Juli Antoni menegaskan bahwa arah pembangunan wisata alam Indonesia perlu berlandaskan konsep ekowisata dan bukan semata-mata pada pariwisata massal.

Baca Juga : Heboh Anak Bocah Gigit Ular Berbisa Sampai Mati

“Tren wisata alam yang meningkat saat ini memang menggembirakan. Namun, kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat FOMO (fear of missing out). Wisata alam harus mengandung nilai edukasi dan kultural. Kita cari titik temu antara konservasi dan pariwisata yang bertanggung jawab,” ujar Menhut pula.

(Sumber : Antara)

x|close