Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengingatkan masyarakat bahwasannya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ada, sehingga harus tetap siaga hingga Agustus 2025.
"Tadi diingatkan oleh Bapak Ketua Kepala BNPB dan juga Ibu Kepala BMKG, ini 10 hari pertama Agustus, hampir di semua provinsi adalah warning," kata Raja Juli usai rapat monitoring karhutla di Graha BNPB Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.
"Peringatan, karena tadi kombinasinya curah hujan kecil, rendah, pembentukan awan rendah, sulit karena awannya tidak ada, dan tingkat kekeringan lahan, tingkat potensi kebakaran hutannya tinggi," tambah dia.
Raja Juli kembali menegaskan, perhatian tersebut terkhusus pada sepuluh hari pertama di bulan Agustus 2025.
"Di awal Agustus, 10 hari pertama Agustus, kita harus bahu-membahu, bekerjasama agar tidak ada potensi kebakaran hutan," ujarnya.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (NTVNews.id/ Adiansyah)
Baca Juga: Menhut Raja Juli Sebut Ada 51 Tersangka Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
"Meskipun kalau kita tarik lagi Agustus masih berbahaya, tapi yang paling berbahaya 10 hari pertama, September masih berbahaya, tapi agak berkurang, karena musim hujan akan datang baru pada bulan Oktober," imbuhnya.
"Jadi paling tidak secara umum Agustus, September adalah saatnya semua pihak berjuang keras. Semua pihak harus berkontribusi untuk meminimalisir, bahkan mentiadakan karhutla di Indonesia," pungkas Raja Juli Antoni.
Sebelumnya dalam monitoring karhutla, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan Provinsi Riau untuk mewaspadai terjadinya karhutla hingga awal Agustus 2025.
Kata Dwikorita, wilayah Sumatera, termasuk Provinsi Riau, masih ada potensi mengalami puncak musim kemarau sampai Agustus mendatang.
"Untuk Riau, prediksi 10 hari pertama bulan Agustus curah hujan bisa dilihat warna coklat, itu adalah curah hujan rendah, terutama di wilayah utara, di sebelah barat atau hulu juga curah hujannya rendah," kata Dwikorita.