BNPB Catat 2.002 Kasus Bencana Alam Terjadi di Indonesia per Januari - Juli 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jul 2025, 13:24
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Raja Juli Antoni (kiri) dan Suharyanto Raja Juli Antoni (kiri) dan Suharyanto (NTVNews.id/ Adiansyah)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 2.002 kasus bencana alam terjadi di Indonesia per 1 Januari - 27 Juli 2025.

Hal ini disampaikan oleh kepala BNPB, Suharyanto saat memaparkan laporan di agenda rapat monitoring Karhutla bersama Menteri Kehutanan.

"Memang bencananya sampai dengan akhir Juli 2025 ini cukup besar, Indonesia ini 2.002 bencana per hari ini," kata Suharyanto Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

Angka tersebut, kata Suharyanto merupakan bencana yang berhasil ditangani oleh pemerintah pusat, untuk bencana yang ditangani gubernur hingga wali kota, tidak masuk dalam daftar.

"Ini bencana-bencana yang ditangani pemerintah pusat turun ke lapangan. Jadi bencana-bencana kecil yang diatasi oleh gubernur, bupati, wali kota tidak masuk dalam angka ini," ujarnya.

"Artinya sangat besar jumlah bencana di Indonesia dan setiap tahun ini tambah terus. Dan kebakaran lahan dan hutan yang besar juga sudah 278 kali," tambah dia.

Raja Juli Antoni (kiri) dan Suharyanto <b>(NTVNews.id/ Adiansyah)</b> Raja Juli Antoni (kiri) dan Suharyanto (NTVNews.id/ Adiansyah)

Lanjut Suharyanto, terkait kebakaran hutan dan lahan, perlu optimis bisa ditangani karena Indonesia

mampu membuktikan, pasalnya beberapa tahun ini bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan ini cukup signifikan.

"Mungkin kita ingat 2015, di seluruh provinsi sumatera, Kalimantan terjadi kebakaran yang luar biasa, saat itu asap memenuhi ruang udara bahkan menyebrang ke wilayah tetangga. Saat itu elnino kuat, jadi cuacanya sangat panas kemudian tahun 2016, 2017, 2018, itu relatif terkendali karen cuaca basah," ungkapnya. 

"2019 terjadi lagi, Tadi saya sampaikan Waktu itu di kalteng justri yang besar bahwa persedian sampai dua kali ke sana melihat lahan yang terbakar. 2020, 2021, 2022, terkendali, 2023 terjadi lagi elnino, tetapi alhamdulillah di tahun 2023 itu jumlah lahan menurun dan tidak ada asap yang menyebrang ke wilayah tetangga. Dengan pengalaman ini tentu saja, kita bisa pastikan di 2024, 2025 ini siklusnya lebih mudah di tangani," tambah dia. 

Suharyanto menambahkan, sesuai arahaan Menteri kehutanan yang juga menjalin kerja sama lebih tinggi, tahun 2025 ini pemerintah memiliki alat modifikasi cuaca lebih canggih.

"Mudah-mudahan tahun 2025 ini semua kita bisa atasi apa-apa yang menjadi kebakaran hutan lahan," ungkapnya. 

x|close