PDIP Peringati 29 Tahun Kudatuli

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Jul 2025, 09:50
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Megawati Megawati (YouTube PDI Perjuangan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kader beserta simpatisan PDI Perjuangan (PDIP) memperingati 29 tahun peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli). Peringatan itu dilaksanakan dengan menggelar doa bersama dan tabur bunga.

Peringatan ini dimulai dengan longmarch di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 58, menuju halaman Kantor DPP PDIP. Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning meminta agar peristiwa Kudatuli ditetapkan sebagai pelanggaran HAM berat.

"Kita tetap menuntut supaya peristiwa 27 Juli menjadi pelanggaran HAM berat," ujar Ribka, Minggu, 27 Juli 2025.

"Banteng tidak boleh ngambek, banteng tidak boleh cengeng, harus terus dibangun kekuatan basis," imbuhnya.

Ribka memastikan PDIP terus berada di barisan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Mereka pun mendukung Kepala Badan Sejarah PDIP Bonnie Triyana, terus memperjuangkan penetapan peristiwa Kudatuli sebagai bentuk pelanggaran HAM berat.

Di samping Ribka dan Bonnie, turut hadir Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus. Hadir pula sejumlah saksi sejarah Kudatuli. Mereka menggelar tabur bunga dan doa bersama.

Diketahui, peristiwa Kudatuli ia peristiwa penyerbuan Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta. Ini terjadi gara-gara dualisme pengurus PDIP yang kala itu bernama PDI.

Kantor DPP PDI saat itu dikendalikan pendukung Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum, sesuai hasil Kongres Surabaya 1993. Tapi, Kantor tersebut diserbu kelompok pendukung Soerjadi selaku Ketua Umum PDI hasil Kongres Medan 1996. Soerjadi, kala itu digunakan pemerintah Orde Baru untuk mengganggu kepemimpinan Megawati.

Menurut Amnesty International, 206 orang-241 orang ditangkap aparat keamanan usai peristiwa Kudatuli. Setidaknya 90 orang luka-luka dan sekitar 5 orang hingga 7 orang dilaporkan meninggal dunia.

x|close