Freeport: Tambang Bawah Tanah GBC Kembali Beroperasi Pada Maret 2026

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Nov 2025, 18:19
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Tengah. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/am.) Ilustrasi - Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Tengah. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/am.) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Freeport Indonesia menyampaikan bahwa tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) dijadwalkan kembali beroperasi pada Maret 2026.

"Mulai bulan Maret 2026, baru kita akan mulai. Dan memerlukan waktu untuk bisa meningkat ke tingkat penuh di akhir 2026. Makanya kalau dilihat dari koreksinya, di 2027 angka produksi kita sudah langsung naik," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (FI) Tony Wenas dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, 24 November 2025.

Tony menjelaskan bahwa hingga kini operasi tambang bawah tanah GBC belum dapat berjalan maksimal akibat insiden longsor lumpur bijih yang terjadi pada awal September lalu. Ia menegaskan bahwa keselamatan menjadi prioritas sehingga aktivitas produksi terpaksa terhenti sementara. "Jadi, porsi yang paling besar ini harus kita hentikan dulu sebentar. Sampai dia betul-betul aman," ujar Tony.

Sebelumnya, Freeport mengonfirmasi bahwa insiden longsor lumpur bijih pada September telah merusak sejumlah infrastruktur pendukung produksi di area GBC. Kondisi tersebut membuat PTFI harus menunda operasi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026 di area tambang tersebut.

Baca Juga: Tim Penyelamat Tambang Bawah Tanah Insiden Grasberg Block Cave Temukan Dua Pekerja

GBC merupakan salah satu zona tambang bawah tanah utama yang dikelola Freeport, selain DMLZ dan Big Gossan. Berdasarkan laporan resmi perusahaan, produksi konsentrat GBC mencapai sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton per hari, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari, sehingga kontribusi GBC mencapai sekitar 64 persen dari total kapasitas produksi Freeport Indonesia.

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyampaikan target agar tambang bawah tanah GBC yang mengalami longsor pada awal September 2025 dapat mulai beroperasi secara terbatas pada tahun depan.

(Sumber: Antara)

x|close