ESDM: Tambang DMLZ dan Big Gossan Freeport Mulai Beroperasi Lagi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Nov 2025, 20:45
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno (kedua kanan) dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Kamis, 13 November 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno (kedua kanan) dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Kamis, 13 November 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan dua situs pertambangan PT Freeport Indonesia yang tidak terdampak longsor di Grasberg Block Cave (GBC), yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, telah mulai beroperasi kembali.

“Udah, udah (beroperasi), yang DMLZ sama Big Gossan,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno usai rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Kamis, 13 November 2025.

Meski demikian, Tri menjelaskan bahwa kedua lokasi tambang tersebut belum kembali memproduksi konsentrat. Ketika produksi berjalan normal, hasil tambang DMLZ dan Big Gossan akan sepenuhnya diserap oleh smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.

“Iya (diserap sepenuhnya oleh smelter Freeport). Kurang malah (konsentratnya), kurang,” kata Tri menegaskan.

Baca Juga: Bahlil Kaji Tambang Freeport yang Aman untuk Segera Produksi Lagi

Berdasarkan catatan perusahaan, produksi bijih rata-rata PT Freeport Indonesia pada 2024 mencapai sekitar 208.356 ton per hari, terdiri atas tembaga, emas, dan perak. Dari jumlah tersebut, tambang GBC berkontribusi sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari. Dengan demikian, GBC menyumbang sekitar 64 persen dari total kapasitas produksi Freeport Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut smelter Freeport di Gresik sempat tidak beroperasi akibat tidak memperoleh pasokan konsentrat setelah terjadinya longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

Baca Juga: Freeport Indonesia Dorong Kesejahteraan Karyawan dan Keluarga OAP Lewat Program Nikah Massal

“Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter,” kata Tony.

Peristiwa longsor tersebut terjadi pada 8 September 2025 di kawasan GBC Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Akibatnya, operasional tambang sempat dihentikan guna memfokuskan sumber daya untuk mengevakuasi tujuh pekerja yang terjebak. Proses evakuasi berakhir pada 6 Oktober 2025 setelah seluruh korban berhasil ditemukan.

Tony menambahkan, setelah pencarian korban tuntas, fokus utama Freeport kini beralih pada tahap restorasi tambang agar kegiatan produksi dapat kembali berjalan normal. Ia juga menyebut dampak penghentian operasi selama lebih dari satu bulan terhadap realisasi produksi perusahaan masih dalam tahap perhitungan.

(Sumber: Antara) 

x|close