Ntvnews.id, Jakarta - Aktor legendaris dan peraih Oscar Morgan Freeman menuding teknologi kecerdasan buatan (AI) telah melakukan bentuk “perampokan” melalui praktik kloning suara tanpa izin.
Bintang film Bruce Almighty (2003) itu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberi otorisasi kepada pihak mana pun untuk meniru atau menduplikasi suara khasnya menggunakan teknologi AI. Ia menilai bahwa tindakan replikasi suara tanpa persetujuan merupakan pelanggaran terhadap hak kekayaan intelektual.
“Saya sama seperti aktor lain, jangan meniru saya dengan kepalsuan. Saya dibayar untuk melakukan hal-hal semacam itu, jadi jika Anda melakukannya tanpa persetujuan saya, Anda merampok saya,” ujar Freeman dalam wawancara dengan The Guardian yang diterbitkan pada Senin 10 November 2025, seperti dikutip dari Mirror, Selasa, 11 November 2025.
Aktor berusia 88 tahun itu juga mengisyaratkan bahwa ia tengah mempertimbangkan langkah hukum, mengingat suara yang digunakannya dalam sejumlah film dan dokumenter — seperti March of the Penguins — merupakan sumber utama pendapatannya.
“Pengacara saya sangat, sangat sibuk,” kata pemeran Thaddeus Bradley dalam film Now You See Me: Now You Don’t (2025) tersebut.
Baca Juga: AI Bigbox Bantu Fintech Verifikasi Identitas Pelanggan dengan eKYC yang Andal
Kecerdasan buatan (AI) selain ChatGPT yang membantu pekerjaan manusia. (freepik.com )
Freeman menyebut bahwa tim hukumnya telah menemukan banyak kasus replikasi suaranya menggunakan teknologi AI dan kini tengah menindaklanjuti sejumlah besar di antaranya. Meski begitu, ia tidak menjelaskan secara rinci di mana saja suaranya pernah dikloning atau digunakan tanpa izin.
Selain mengungkap kekesalan terhadap AI yang dapat meniru suara manusia secara realistis, Freeman juga menyinggung fenomena “aktor buatan” seperti Tilly Norwood, yang disebut sebagai aktris AI pertama di dunia.
“Tidak ada yang menyukainya karena dia tidak nyata dan itu mengambil bagian dari orang sungguhan, jadi itu tidak akan berhasil dengan baik di film atau di televisi. Tugas serikat pekerja adalah menjaga aktor tetap berakting, jadi akan ada konflik itu,” tutur Freeman.
Tilly merupakan ciptaan Eline Van der Velde, seorang aktor dan komedian asal Belanda, bersama perusahaan AI miliknya, Particle6. Karakter AI tersebut diperkenalkan secara resmi pada September, dan digadang-gadang sebagai “aktor AI” pertama di dunia.
Namun, kehadiran Tilly justru memicu reaksi keras dari berbagai kalangan aktor Hollywood, termasuk Emily Blunt, Melissa Barrera, dan Simu Liu, serta organisasi Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA). Mereka menolak penggunaan AI yang berpotensi menggantikan peran aktor manusia.
Baca Juga: OpenAI Resmi Luncurkan ChatGPT Atlas dengan Dukungan AI
Arsip Foto - Logo OpenAI dan ChatGPT. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration) (ANTARA)
Dalam pernyataannya, serikat aktor tersebut menegaskan bahwa Tilly bukanlah seorang aktor sejati, melainkan “karakter yang dihasilkan oleh program komputer yang dilatih berdasarkan karya pemain profesional yang tak terhitung jumlahnya – tanpa izin atau kompensasi.”
Mereka juga menambahkan bahwa Tilly tidak memiliki pengalaman hidup atau emosi manusia, dan menyebut bahwa penonton tidak akan tertarik pada “konten yang dihasilkan komputer yang terlepas dari pengalaman manusia.”
Menanggapi kontroversi tersebut, Eline Van der Velde menulis pernyataan panjang di akun Instagram pribadinya pada 28 September. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak melihat Tilly sebagai pengganti manusia, melainkan sebagai “karya kreatif – sebuah karya seni.”
Menurutnya, AI adalah “alat baru” dalam dunia seni, yang dapat dibandingkan dengan animasi, boneka, atau teknologi CGI. (Sumber : Antara)
Arsip Foto - Morgan Freeman dan Ghanim al Muftah dalam upacara pembukaan Piala Dunia FIFA 2022 di Al Bayt Stadium, Al Khor, Qatar, Minggu 20 November 2022. ANTARA/ REUTERS/Matthew Childs. (Antara)