Duh! AI Bisa Bikin Kaya tapi Juga Bisa Ngancam Karier

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Nov 2025, 16:05
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Era baru kecerdasan buatan (AI) resmi disambut lewat AiDEA Weeks 2025 (AiW) yang digelar mulai 7 November 2025 di Jakarta. Era baru kecerdasan buatan (AI) resmi disambut lewat AiDEA Weeks 2025 (AiW) yang digelar mulai 7 November 2025 di Jakarta. (dok)

Ntvnews.id, Jakarta - Ajang AiDEA Weeks 2025 (AiW) resmi digelar. Ini adalah forum publik yang menjembatani kesenjangan antara teknologi dan masyarakat luas. Mengusung tema besar Embracing The New Age of AI, acara ini mengajak publik untuk memahami, berdialog, dan beradaptasi dengan perubahan besar yang dihadirkan oleh Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai aspek kehidupan.

Pada pekan pertama penyelenggaraan, AiDEA Weeks menghadirkan tiga sesi diskusi utama yang membedah dampak AI terhadap masa depan pekerjaan, industri kreatif, dan produktivitas manusia. Setiap sesi mempertemukan para ahli, praktisi, dan pelaku industri untuk berbagi pandangan serta pengalaman nyata dalam memanfaatkan AI secara bertanggung jawab dan produktif.

Kemunculan teknologi AI menimbulkan dua sisi reaksi, yaitu optimisme dan kekhawatiran. Di satu sisi, AI dianggap mampu menggantikan pekerjaan manusia, tetapi di sisi lain, teknologi ini justru membuka peluang kerja dan sumber penghasilan baru.

Sesi ini menampilkan Founder Madya.id Pandu Truhandito; Founder BelajarGPT William Jakfar; serta Academic & Community Manager Purwadhika Andin Rahmana sebagai pembicara, dimoderatori oleh Founder DOTS Ai Lab Ghulam Zaidan.

Dalam diskusi ini, para pembicara menyoroti pentingnya keterampilan baru seperti prompt engineering, strategi memberi konteks dan arahan pada sistem AI agar hasil yang dihasilkan tetap relevan dan berkualitas.

Sesi ini juga membahas bagaimana sektor SDM harus menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya beradaptasi, tetapi juga mampu menjadikan AI sebagai alat bantu produktivitas dan sumber nilai ekonomi baru.

  Ilustrasi ponsel (Freepik) <b>(Freepik )</b> Ilustrasi ponsel (Freepik) (Freepik )

“Jangan hanya jadi pengguna AI biasa, harus ngerti problemnya yang bisa menghasilkan multiplay efek, harus bisa mengimbangi AI ini agar hasilnya terlihat nyata,” ujar Pandu Truhandito.

Perkembangan AI turut mengubah lanskap industri kreatif secara drastis. AI menjanjikan efisiensi dan kecepatan dalam proses produksi konten, namun juga menimbulkan pertanyaan baru tentang orisinalitas dan nilai artistik.

Mengutip laporan Adobe Future of Creativity (2023), lebih dari 60% kreator digital mengaku AI membantu mempercepat proses ideasi, tetapi 45% di antaranya masih khawatir kehilangan sentuhan personal dalam karya.

Dalam sesi yang dimoderatori oleh Photographer dan Biz Owner Rizvisual Shutterstock ID Daniel Riswandi ini, dua narasumber berbagi pandangan mereka terkait arah masa depan produksi kreatif di era AI seperti saat ini.

Sr Art Director Dentsu Creative Kevin Mahesa berbagi pandangannya terkait peran AI dalam proses produksi konten kreatif, termasuk pengembangan ide dan konsep. “Ketika membuat storytelling, kita bisa memanfaatkan dukungan AI. Misalnya dengan membawa ide atau data ke ChatGPT untuk menanyakan apakah fakta tersebut sudah benar atau belum. Itu sangat membantu saat menyusun sebuah campaign.” Ujar Kevin.

Sementara itu, CEO dan Founder of Imajik Brilian Fairiandi berbagi pandangannya soal dampak AI dalam mengubah workflow produksi. “AI itu gak mungkin sekali jadi, pun bisa standarnya tidak sesuai dengan standar kita,” tuturnya. Ia berpendapat bahwa taste dan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi hasil. “Kita perlu being control dia (AI) gitu,” Imbuhnya.

Dalam sesi ini Sr Content Operations Manager TikTok Indira Naratisa; Content & Campaign Specialist Ogilvy Buchara Runyandra; lalu CEO dan Founder Videoin.id Bontot Pandawa berbagi pengalaman terkait workflow paling nyata yang bisa dioptimalkan oleh teknologi AI.

Pihak yang bertindak sebagai moderator adalah Committee Lead AiW / Pranala Social Ignatius Hendrik. Dalam dunia kerja modern yang dituntut serba cepat, AI menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas, menyederhanakan alur kerja, dan membantu pengambilan keputusan strategis.

Namun, tantangan terbesar bukanlah soal teknologi, melainkan bagaimana menggunakannya tanpa kehilangan sisi kemanusiaan. Sesi ini menggali praktik terbaik dari berbagai organisasi dan individu yang telah berhasil memanfaatkan AI untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, sekaligus menjaga keseimbangan antara efisiensi dan empati. Diskusi ini menegaskan bahwa AI seharusnya menjadi mitra cerdas, bukan pengganti manusia.

“AI bisa memperkuat logika, tapi gak akan pernah bisa dapetin humanity dari manusia sendiri. Humanity, feeling, dan experience itu yang gak bisa digantikan,” Ujar Buchara.

Tentang AiDEA Weeks 2025

AiDEA Weeks (AiW) merupakan forum publik tahunan yang menghadirkan beragam diskusi, pameran, dan aktivitas interaktif seputar teknologi kecerdasan buatan. Tahun ini, AiW 2025 mengusung semangat kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap AI, sekaligus menginspirasi cara-cara baru dalam bekerja, berkreasi, dan tumbuh di era digital.

Acara yang berlangsung di Ruang Teater, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat ini diharapkan menjadi ruang dialog yang inklusif, tempat publik, profesional, dan industri bertemu untuk menavigasi masa depan bersama.

Baca Juga: Host Nusantara TV Helmut Timothy Raih Penghargaan Presenter Favorit Anugerah Penyiaran KPID Jabar

x|close