Ntvnews.id, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang kuat pada posisi Triwulan III 2025.
Rerata Indikator kinerja keuangan BSI tumbuh dobel digit dan di atas industri disertai kualitas yang sehat.
Pertumbuhan ini dikontribusi oleh bisnis emas dan haji sebagai mesin utama bisnis BSI. Dengan kondisi tersebut, Laba mencapai Rp5,57 triliun pada Triwulan III 2025.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengucapkan Terima kasih atas dukungan Pemerintahan Prabowo dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah melalui pendirian Bank Emas pada 26 Februari 2025 lalu.
"Kinerja solid BSI pada Triwulan III/2025 tidak lepas dari dukungan kuat Pemerintah RI melalui berbagai kebijakan ekonomi dan program stimulusnya. Program tersebut memperkuat peran BSI dalam pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Anggoro, Rabu 29 Oktober 2025.
Baca juga: Program Rumah Subsidi Serap 1,6 Juta Tenaga Kerja dan Hidupkan Ekonomi Rakyat
Selain program stimulus tersebut, penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL pada periode ini juga cukup membuat likuiditas perbankan lebih kondusif.
Di antaranya BSI memperoleh penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang sudah terserap habis. Dana ini mampu mendorong posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) per Triwulan III mencapai Rp348,38 triliun, naik 15,66 persen (YoY).
Mayoritas Dana Pihak Ketiga saat ini berada di kategori dana murah (CASA) yaitu sebesar 59,42 persen.
Komposisi DPK BSI terdiri atas Tabungan sebesar 41,95 persen dengan outstanding Rp146,36 triliun, giro (17,41 persen) dengan outstanding Rp60,64 triliun dan Deposito (40,58 persen) dengan outstanding Rp141,38 triliun. Peningkatan dana mendorong aset BSI tumbuh 12,37 persen menjadi Rp416triliun.
Tahun 2025 BSI fokus terus menumbuhkan dana murah khususnya Tabungan dari unique sharia proposition yakni Tabungan haji dan Tabungan bisnis dengan pertumbuhan masing-masing 19 persen dan 55 persen.
Dari sisi pembiayaan, BSI pada Triwulan III membukukan Rp300,85 triliun, naik 12,65 peren (YoY).
Baca juga: Purbaya Tak Naikkan Bunga Rumah Subsidi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan Pemerintah
Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel UMKM dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp217,86 triliun dengan komposisi sebesar 72,42 persen disusul segmen Wholesale sebesar Rp82,89 triliun atau mengomposisi 27,58 persen.
BSI masih menjadikan emas sebagai produk unggulan. Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah 26 Februari 2025, bisnis emas BSI tumbuh melesat 72,82 persen (YoY) mencapai Rp18,76 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp10,32 triliun tumbuh 106,36 persen (YoY), dan Gadai Emas Rp8,44 triliun tumbuh 44,19 persen (YoY).
Selain pembiayaan emas, BSI juga mencatatkan pertumbuhan Tabungan E-mas dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton dan CIF rekening emas mencapai 200 ribu.
Melesatnya pembiayaan emas juga mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 15,02 persen dengan outstanding Rp167,62 triliun.
Adapun sektor-sektor produktif yang menopang pembiayaan wholesale BSI yakni pada sektor Telekomunikasi, Agrobisnis, dan Transportasi.
Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,86 persen membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang kuat pada posisi Triwulan III 2025.