Ntvnews.id, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan nilai bisnis emas atau usaha bulion mencapai Rp100 triliun dalam lima tahun mendatang.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, potensi investasi emas di Indonesia terus meningkat seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap instrumen investasi syariah yang aman dan mudah diakses.
“Kami (di BSI) ini sekarang total bisnis emas adalah (senilai) Rp17 triliun. Dan kami menargetkan di tahun 2030 akan menjadi Rp100 triliun,” kata Anggoro dikutip, Kamis 9 Oktober 2025.
Ia menuturkan nilai tersebut berasal dari kegiatan usaha jual, beli, gadai, dan cicil emas yang kini menjadi fokus perusahaan.
Baca juga: Penyaluran Dana Pemerintah Rp55 T Beres Bulan Ini, Bos BRI Minta Tambahan Lagi ke Menkeu Purbaya
Sejak peluncuran layanan bank emas (bullion bank) pada Februari 2025, perseroan terus mencatat pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Anggoro menyampaikan per hari ini, total tabungan emas BSI mencapai 1,1 ton dengan jumlah nasabah lebih dari 200 ribu orang.
Menurutnya, pencapaian tersebut menunjukkan minat masyarakat yang tinggi terhadap investasi emas berbasis syariah.
Ia mengatakan hal tersebut karena emas mudah untuk digadaikan kapan pun nasabah membutuhkan dana, dan juga mudah untuk dicicil saat nasabah ingin membelinya.
Selain itu, harga emas juga cenderung terus naik, bahkan pagi ini harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menembus Rp2.296.000 per gram.
“Saya rasa (usaha bulion) ini hal yang sangat baik ya. Karena apa? Karena itu menjadikan orang sekarang punya investasi yang aman dan tentu saja mudah bagi mereka,” ujarnya.
Baca juga: BRI Sebut Penempatan Dana Pemerintah Bukti Dukungan ke Stabilitas Keuangan
Tidak hanya usaha bulion berbasis syariah, BSI juga fokus mengembangkan ekosistem ekonomi syariah (sharia/Islamic economy ecosystem) di seluruh sektor halal, termasuk makanan dan minuman, fesyen, serta travel.
“(Pelaksanaan) haji, umrah, dan juga Islamic ecosystem (lainnya) ya, (termasuk) industri halal food, fashion halal, travel umroh. Itu jadi ekosistem yang memang kami dorong juga,” ujar Anggoro Eko Cahyo. (Sumber:Antara)