Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait kritik pengamat Rocky Gerung yang menyebut jabatan Menkeu sebagai juru kasir.
Dalam hal ini, Purbaya tidak mempersoalkan kritik tersebut.
"Biar aja, nggak apa-apa. Kan semuanya nggak bisa puas. Itu presiden aja kepilih berapa, 58 (persen). 30 kan nggak puas kan. Itu hal yang wajar," ucap Purbaya di Jakarta, Jumat 26 September 2025.
Meski demikian, Purbaya menegaskan bahwa dirinya bekerja untuk membuktikan kinerja bukan sekadar menanggapi kritik.
Baca juga: Menkeu Purbaya Lapor 84 dari 200 Pengemplang Pajak Sudah Bayar Rp5,1 Triliun: Mereka Nggak Bisa Lari
Bendahara Negara itu menyinggung target pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan berjalannya waktu, kalau saya bisa balikin ekonomi dari 5 ke 6 persen atau lebih lagi, Rocky Gerung harus minta maaf ke saya. Minta maaf ke publik juga tidak apa-apa," bebernya.
"Tapi salah satu hal yang dia bilang katanya saya cuma juru bayar, nggak betul. Saya bisa masuk sana (Kemenkeu) sekarang. Nah, itu mesti dia koreksi nanti," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya tak mempersoalkan kritik-kritik yang datang kepadanya.
Menurutnya kritik yang disampaikan merupakan bagian dari kontrol kerja kerja pemerintah.
"Itu semacam kontrol juga buat saya jangan terlena juga tidur mulu. Mentang-mentang di Kementerian Keuangan anak buah yang banyak, gaji naik, terus tidur. Saya ke sini bukan untuk tidur. Itu kritik positif menurut saya," tandasnya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Bantah Perintahkan Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas
Sebelumnya, Pengamat Rocky Gerung memberikan balasan menohok terhadap kritik yang dilontarkan oleh Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa yang menyarankan dia belajar ekonomi karena menuding Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) tidak berbuat apa-apa selama menjabat.
Tanpa tedeng aling-aling Rocky Gerung menyebut Purbaya banyak gaya padahal cuma kasir negara.
Menurut Rocky, secara struktural, Purbaya Yudhi Sadewa hanyalah seorang kasir. Dan dengan kapasitas itu dia mau mendorong mesin pertumbuhan. Sedangkan kepala pabriknya adalah politisi-politisi yang berkedudukan sebagai menteri teknis.
"Bagaimana mungkin kasir mau mendorong pabrik, sementara kepala pabriknya adalah politisi-politisi yang berkedudukan sebagai menteri teknis yang orang tahu ini politisi-politisi copet. Kan itu persepsinya," kata Rocky Gerung.