Ntvnews.id, Jakarta - Amnesty International pada Rabu, 1 Oktober 2025 waktu setempat mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) dari seluruh turnamen internasional. Desakan ini disampaikan hingga IFA menghentikan keterlibatan klub-klub yang bermarkas di koloni ilegal di Wilayah Pendudukan Palestina (OPT).
Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, menilai keikutsertaan Israel di kancah sepak bola dunia sangat bertentangan dengan kondisi di lapangan.
Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026
"Saat tim nasional Israel bersiap menghadapi Norwegia dan Italia di kualifikasi Piala Dunia, Israel terus melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza," kata Agnes Callamard
"Lebih dari 800 atlet, pemain, dan ofisial termasuk dalam 65.000 korban jiwa akibat serangan militer Israel yang disengaja untuk menghancurkan, menggusur paksa, dan membuat warga sipil kelaparan," sambung dia.
TImnas Israel (IG: Israel)
Ia juga menyoroti ekspansi koloni ilegal Israel di Tepi Barat yang semakin brutal, termasuk upaya melegitimasi pos-pos permukiman baru. Menurutnya, sangat memalukan jika IFA masih membiarkan klub dari wilayah tersebut tetap tampil di liga domestik Israel, meski sudah berkali-kali diperingatkan.
Saat ini, sedikitnya ada enam klub yang bermarkas di pemukiman ilegal OPT dan terus berkompetisi di liga Israel. Hal tersebut jelas melanggar hukum internasional sekaligus Statuta FIFA.
Pasal 64.2 Statuta FIFA menegaskan bahwa "asosiasi anggota beserta klub-klubnya dilarang bermain di wilayah asosiasi lain tanpa persetujuan asosiasi tersebut."