PBB Serukan Seluruh Pihak Menahan Diri di Tengah Meningkatnya Ketegangan di Yaman

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Des 2025, 06:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric. ANTARA/Anadolu/PY. Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric. ANTARA/Anadolu/PY. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Hans Grundberg mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri dan menghindari peningkatan eskalasi, menyusul memanasnya situasi keamanan di Provinsi Hadramout dan Al-Mahrah, Yaman bagian timur.

Dilansir dari Xinhua, Senin, 29 Desember 2025, dalam pernyataan yang disampaikan melalui media sosial X, Grundberg kembali menegaskan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk "menahan diri, deeskalasi, dan dialog", sekaligus meminta semua pihak menahan tindakan apa pun yang berpotensi memperburuk kondisi di lapangan.

Ia menekankan pentingnya berbagai inisiatif mediasi regional yang tengah berlangsung. Grundberg juga menyampaikan bahwa dirinya terus berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan di Yaman maupun kawasan, guna mendukung upaya penurunan ketegangan dan mendorong tercapainya "solusi politik yang komprehensif dan inklusif" bagi konflik berkepanjangan di negara tersebut.

Baca Juga: China Dukung Indonesia Pimpin Dewan HAM PBB Periode 2026

Pernyataan itu disampaikan menyusul serangan udara Arab Saudi pada Jumat, 26 Desember 2025, yang menyasar sejumlah lokasi milik Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC), termasuk posisi Pasukan Elite Hadrami di wilayah Ghayl bin Yamin, dekat kawasan ladang minyak utama. Dalam serangan tersebut dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan pada peralatan militer.

Aksi militer tersebut terjadi setelah STC memperluas kehadiran militernya di Yaman bagian timur. Pada 3 Desember, pasukan STC dilaporkan berhasil menguasai Hadramout usai bentrokan dengan unit-unit yang berpihak pada pemerintah, kemudian memperluas pengaruh ke Provinsi Al-Mahrah tanpa perlawanan berarti. Sejak itu, kelompok tersebut melakukan perekrutan pasukan lokal di kedua wilayah, meskipun pemerintah Yaman dan Arab Saudi berulang kali menyerukan langkah deeskalasi.

PBB  <b>(Istimewa)</b> PBB (Istimewa)

Sebelumnya, juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, Turki Al Maliki, menegaskan bahwa setiap pergerakan militer yang dinilai merusak upaya penurunan ketegangan akan ditangani demi melindungi warga sipil, sebagaimana dilaporkan Saudi Press Agency (SPA).

Sementara itu, Ketua Dewan Kepemimpinan Presidensial (Presidential Leadership Council/PLC) Yaman, Rashad Al-Alimi, pada Sabtu menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah koalisi tersebut untuk meredam apa yang ia sebut sebagai tindakan destabilisasi yang dilakukan STC di dua provinsi itu.

STC sendiri dibentuk pada 2017 dengan tujuan memperjuangkan hak penentuan nasib sendiri dan pada akhirnya kemerdekaan bagi Yaman selatan. Kendati bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi dan diintegrasikan ke dalam pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional pada 2022, kelompok ini tetap mendorong agenda pemisahan Yaman selatan. STC menuduh pemerintah Yaman sebelumnya telah meminggirkan wilayah selatan secara politik dan ekonomi, tudingan yang dibantah oleh otoritas Yaman.

x|close