Kamboja Tuduh Thailand Lakukan Serangan Saat Proses Dialog Perdamaian Berlangsung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Des 2025, 14:42
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Sebuah jembatan beton yang hancur terlihat di daerah perbatasan antara distrik Chong Kal di provinsi Oddar Meanchey dan distrik Srei Snam di provinsi Siem Reap, Kamboja, Sabtu 20 Desember 2025. ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampuchea Presse/aa. Sebuah jembatan beton yang hancur terlihat di daerah perbatasan antara distrik Chong Kal di provinsi Oddar Meanchey dan distrik Srei Snam di provinsi Siem Reap, Kamboja, Sabtu 20 Desember 2025. ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampuchea Presse/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Kamboja menuding militer Thailand tetap melancarkan serangan di sepanjang kawasan perbatasan yang disengketakan, meskipun kedua negara telah memulai putaran awal perundingan untuk meredakan ketegangan. Tuduhan tersebut disampaikan media pemerintah pada Jumat.

Dalam konferensi pers di Phnom Penh, Letnan Jenderal Maly Socheata selaku juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja mengatakan bahwa operasi militer Thailand telah dimulai sejak pagi hari.

Ia menyebutkan bahwa rangkaian operasi tersebut diawali dengan tembakan artileri berat yang menyasar sejumlah titik sensitif, termasuk kawasan Kuil Preah Vihear di Provinsi Preah Vihear, serta area Kuil Ta Krabey dan Ta Mone di Provinsi Oddar Meanchey, sebagaimana dilaporkan Agence Kampuchea Presse.

Socheata menambahkan bahwa pasukan Thailand melancarkan serangan artileri secara intensif dan mengoperasikan jet tempur pada dini hari, dengan menembakkan puluhan proyektil ke Desa Chouk Chey. Serangan tersebut juga disertai penggunaan pesawat tanpa awak atau drone.

Baca Juga: Kamboja Luncurkan 40 Roket ke Pemukiman Thailand

Hingga berita ini disampaikan, belum ada konfirmasi maupun tanggapan resmi dari pihak Thailand terkait pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja tersebut.

Sebelumnya, pada Kamis, militer Thailand menyatakan telah menemukan empat ranjau darat di sekitar lokasi seorang prajurit Thailand yang terluka akibat menginjak ranjau di Provinsi Surin.

“Ranjau-ranjau ini diletakkan secara berurutan di sepanjang rute yang digunakan oleh pasukan dan terletak hanya sekitar 30 sentimeter (11,8 inci) dari lokasi ledakan awal,” kata Angkatan Darat Kerajaan Thailand dalam sebuah pernyataan di media sosial AS, X.

Situasi terbaru ini muncul setelah Thailand dan Kamboja menggelar pembicaraan militer perdana pada Rabu di Provinsi Chanthaburi, Thailand.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa meskipun laporan serangan terus bermunculan, delegasi dari Komite Perbatasan Umum Kamboja–Thailand dijadwalkan melanjutkan perundingan pada Jumat.

Baca Juga: Korban Sipil Konflik Perbatasan Kamboja–Thailand Terus Bertambah

Socheata menyampaikan harapannya agar pembahasan teknis tersebut dapat menghentikan permusuhan, memulihkan stabilitas kawasan, serta memungkinkan warga sipil yang mengungsi untuk kembali menjalani kehidupan normal.

Pertemuan yang berlangsung pada Rabu tersebut, yang dilaporkan hanya berjalan kurang dari satu jam, menjadi pertemuan pertama pejabat militer kedua negara sejak bentrokan kembali pecah.

Otoritas Thailand menyebutkan bahwa 23 personel militer Thailand dan satu warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut, serta menambahkan bahwa 41 warga sipil lainnya meninggal dunia sebagai “dampak sampingan.” Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan sebanyak 31 warga sipil Kamboja tewas.

Akibat eskalasi konflik tersebut, hampir satu juta warga dari kedua negara terpaksa mengungsi sejak bentrokan kembali terjadi.

 

(Sumber : Antara)

x|close