Ntvnews.id, Ankara - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Senin, 22 Desember 2025, secara terbuka meminta maaf atas insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, serta mengumumkan rencana reformasi besar.
Dalam konferensi pers di Gedung Parlemen, Canberra, Albanese menegaskan bahwa pemerintahannya akan bekerja setiap hari untuk melindungi warga Australia.
"Saya merasakan beban tanggung jawab atas kekejaman yang terjadi ketika saya menjabat sebagai perdana menteri. Dan saya minta maaf," kata Albanese kepada wartawan, menurut transkrip yang dipublikasikan di situs resmi perdana menteri.
Dia juga mengumumkan sejumlah usulan legislasi untuk memperkuat perlindungan terhadap kejahatan bermotif kebencian dan aktivitas ekstremis, dengan menekankan pentingnya konsultasi intens dengan masyarakat dan parlemen.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Australia Desak PM Albanese Mundur Usai Penembakan di Pantai Bondi
Usulan tersebut mencakup hukuman lebih berat bagi siapa pun yang berpidato menghasut kekerasan terhadap kelompok tertentu, menyebarkan kebencian, atau mengajak orang merusak properti.
Pemerintah Australia juga mempertimbangkan pencabutan visa bagi individu yang terlibat dalam ujaran kebencian, menampilkan simbol kebencian, atau memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris atau organisasi terlarang.
Menurut Albanese, pemerintahannya juga meninjau kemungkinan revisi Undang-Undang Kepabeanan untuk melarang masuk materi ekstremis atau simbol kebencian. Para pejabat negara bagian dan teritori pun bekerja sama untuk mengoordinasikan perubahan terkait reformasi undang-undang senjata api.
Sebelumnya, pada Minggu, 21 Desember 2025, Albanese menyatakan bahwa badan intelijen dan penegak hukum federal Australia akan ditinjau menyusul penembakan massal tersebut, yang terjadi pada 14 Desember 2025 dan menewaskan 15 orang serta melukai 42 lainnya. Peninjauan itu dijadwalkan rampung pada April 2026 dan hasilnya akan dipublikasikan.
Baca Juga: Badan Intelijen Australia Akan Dievaluasi Menyeluruh Pasca Penembakan Bondi
(Sumber: Antara)
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. ANTARA/Anadolu/py (Antara)