Ntvnews.id, Puspen TNI – Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, didampingi jajaran Dinas Penerangan Angkatan, memaparkan perkembangan terbaru operasi penanggulangan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Keterangan pers digelar di Posko Terpadu TNI Penanggulangan Bencana Alam, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis, 4 Desember 2025.
Sesuai arahan Panglima TNI dan instruksi Presiden, seluruh matra TNI dikerahkan secara cepat dan terkoordinasi untuk evakuasi korban, pemulihan layanan dasar, dan distribusi logistik. Kapuspen TNI menegaskan, update penanganan bencana akan diberikan setiap hari agar informasi yang disampaikan kepada media tetap akurat dan terkini. TNI juga menerima laporan dari masyarakat terkait wilayah yang belum tersentuh bantuan atau masih kekurangan suplai logistik, yang menjadi dasar perencanaan harian dan evaluasi di lapangan.
“Hingga saat ini, total 30.151 personel TNI dilibatkan, terdiri dari 11.143 di Aceh, 11.737 di Sumatera Utara, dan 6.664 di Sumatera Barat. Alutsista yang dikerahkan mencakup 15 pesawat angkut, 26 helikopter, 7 KRI (2 KRI rumah sakit dan 5 KRI logistik), serta 1 Kapal ADRI. Total bantuan udara yang didistribusikan mencapai 199,48 ton dari Lanud Halim Perdanakusuma ke pangkalan-pangkalan di Medan, Sibolga, Banda Aceh, Lhokseumawe, Rimbili, dan Padang,” jelas Freddy.
Baca Juga: 6 Kapal Perang TNI AL Bergerak Bantu Korban Banjir Sumatera
Baca Juga: TNI Kerahkan 30.151 Prajurit untuk Percepatan Penanganan Banjir Sumatera
Menanggapi laporan logistik yang sempat tercecer saat penyaluran udara, Kapuspen TNI menekankan bahwa keselamatan masyarakat, pilot, kru, dan kondisi alutsista menjadi prioritas.
“Medan bencana yang sulit, seperti adanya kabel melintang, kontur tanah tidak stabil, dan kemiringan lereng, menjadi pertimbangan teknis bagi pilot dalam menentukan metode penyaluran. TNI terus mengevaluasi agar distribusi selanjutnya lebih optimal,” ujarnya.
Di akhir keterangan, Freddy menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang bergotong-royong membantu korban bencana. TNI juga meminta maaf atas keterbatasan di lapangan dan membuka ruang masukan demi mempercepat serta meningkatkan penanganan bencana bagi masyarakat terdampak.