Guinness World Records Setop Proses Rekor dari Israel Imbas Agresi Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 16:54
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Jalur Gaza setelah gencata senjata. ANTARA/Anadolu/py. Ilustrasi - Jalur Gaza setelah gencata senjata. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)

Ntvnews.id, Tehran - Guinness World Records (GWR) resmi menghentikan pemrosesan pencatatan rekor bagi individu maupun organisasi asal Israel, menyusul agresi yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Keputusan tersebut muncul di tengah meningkatnya tekanan komunitas internasional dan kritik dari organisasi hak asasi manusia, yang menilai tindakan Israel di Gaza sebagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional, sebagaimana diberitakan sejumlah laporan pada Rabu, 3 Desember 2025.

Salah satu organisasi Israel yang terkena dampak kebijakan itu adalah Gift of Life, lembaga promosi donor ginjal sukarela. Gift of Life sebelumnya mengajukan permohonan pencatatan rekor kepada Guinness, namun ditolak dengan pernyataan: “Kami saat ini tidak memproses pengajuan rekor dari Israel.”

Penolakan tersebut mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan global terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 70.000 warga Palestina tewas dan sekitar 171.000 lainnya luka-luka sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, dengan mayoritas korban terdiri dari perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Israel Buka Perbatasan Rafah untuk Warga Gaza Pergi ke Mesir

Baca Juga: Guinness World Records Resmikan Rekor Atlet Cricket Indonesia Rohmalia Rohmalia

Kebijakan ini juga dilihat sebagai bentuk sinyal keras dari komunitas internasional kepada Tel Aviv, bahwa yang dipertanyakan bukan hanya legitimasi politik Israel, tetapi juga posisinya dalam aspek sosial dan budaya global.

Sejumlah analis memperkirakan langkah Guinness dapat memicu gelombang sanksi sosial dan budaya lanjutan terhadap Israel, seperti pembatasan yang sebelumnya terjadi di dunia olahraga maupun akademisi.

Aktivis hak asasi manusia pun menyerukan agar lebih banyak organisasi internasional mengikuti langkah serupa, menuntut mekanisme akuntabilitas terhadap dugaan pelanggaran HAM yang dinilai terjadi secara sistematis dalam agresi tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close