Kemlu Palestina Mencatat, 33 Ribu Perempuan dan Anak Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Nov 2025, 11:56
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
img-main
Seorang wanita duduk di dekat puing-puing sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, 12 Mei 2023. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran atas serangan Israel di Gaza yang menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/tom. Seorang wanita duduk di dekat puing-puing sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, 12 Mei 2023. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran atas serangan Israel di Gaza yang menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/tom. (Antara)

Ntvnews.id, Ramallah - Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan sedikitnya 33.000 perempuan dan anak perempuan tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel dalam dua tahun terakhir. Pernyataan ini disampaikan Selasa, 25 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

Menurut Kemlu Palestina, lebih dari 12.500 perempuan dan 20.000 anak tewas akibat tembakan Israel sejak Oktober 2023.

Merujuk data Kantor Media Pemerintah Gaza, kementerian menuduh Israel melakukan “kejahatan sistematis terhadap perempuan Palestina,” termasuk genosida, pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, kekerasan seksual, perobohan rumah, perampasan tanah, terorisme pemukim, kelaparan, dan tindakan intimidatif.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Israel menggunakan teknologi pengawasan canggih, termasuk kecerdasan buatan dan perangkat mata-mata siber, untuk menargetkan dan meneror warga Palestina, terutama perempuan.

Baca Juga: Israel Kembali Lakukan Serangan Udara ke Gaza Tewaskan 21 Warga, Gencatan Senjata Kembali Dilanggar

Kementerian menekankan perlunya tekanan internasional untuk mengakhiri pendudukan kolonial Israel yang ilegal dan memastikan implementasi solusi dua negara sesuai hukum internasional. Dukungan global juga diperlukan untuk menjamin hak rakyat Palestina, termasuk penentuan nasib sendiri, kemerdekaan, dan hak kembali bagi para pengungsi tanpa pembatasan.

Kemlu Palestina menyerukan perlindungan segera bagi perempuan yang mengalami tingkat kekerasan ekstrem, baik akibat operasi militer maupun praktik penindasan di seluruh wilayah pendudukan. Pernyataan itu menegaskan bahwa perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat dari konflik, dengan banyak korban meninggal akibat serangan udara, kelaparan, terbatasnya layanan kesehatan, serta blokade berkepanjangan.

Baca Juga: TNI AL Siapkan 5.000 Personel untuk Bergabung dengan Pasukan Perdamaian di Gaza

Selain itu, serangan Israel menghancurkan ratusan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan perempuan, memperparah risiko kekerasan berbasis gender. Kementerian memperingatkan bahwa selama perang berlangsung, keluarga kehilangan identitas hukum, banyak jenazah tidak dapat diidentifikasi, dan sejumlah korban perempuan masih hilang.

Sejak Oktober 2023, militer Israel disebut telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina dan melukai sekitar 171.000 lainnya, memperdalam krisis kemanusiaan yang oleh badan internasional disebut sebagai salah satu yang paling parah dalam sejarah modern.

(Sumber: Antara)

x|close