Ntvnews.id, Gaza - Pemerintah Israel mengabarkan rencana pembukaan kembali perlintasan perbatasan Rafah, jalur yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir. Langkah ini akan memungkinkan warga Gaza meninggalkan wilayah kantong Palestina tersebut menuju Mesir "dalam beberapa hari mendatang".
Dilasir dari AFP, Kamis 4 Desember 2025, pengumuman tersebut disampaikan oleh COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di wilayah Palestina.
Dalam pernyataan resminya pada Rabu, 3 Desember 2025 COGAT menegaskan, "Sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata. Perlintasan perbatasan Rafah akan dibuka dalam beberapa hari mendatang secara eksklusif untuk keluarnya penduduk dari Jalur Gaza ke Mesir."
Baca Juga: PBB: 9.300 Balita Gaza Alami Malnutrisi Akut Parah
COGAT menjelaskan bahwa operasi perlintasan tersebut akan berada di bawah pengawasan Misi Bantuan Perbatasan Uni Eropa, "mirip dengan mekanisme yang beroperasi pada Januari 2025", ketika perbatasan sempat dibuka sebentar selama gencatan senjata enam minggu.
Menurut dua sumber diplomatik Eropa, persiapan awal sebenarnya telah dilakukan untuk membuka jalur pejalan kaki pada 14 Oktober setelah pengumuman sebelumnya, namun realisasinya tertunda.
Penduduk Palestina berjalan melintasi bangunan-bangunan yang hancur saat kembali ke Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, Minggu, 12 Oktober 2025. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak Jumat, 10 Oktober lalu. (ANTARA FOTO/X (Antara)
Pembukaan kembali perlintasan Rafah menjadi bagian dari rencana perdamaian untuk Jalur Gaza yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Selama ini, pembukaan jalur tersebut juga terus didesak oleh badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan.
Militer Israel diketahui mengambil alih sisi Palestina di perbatasan Rafah pada Mei 2024 dengan alasan bahwa perlintasan itu "digunakan untuk tujuan teroris" serta dicurigai menjadi jalur penyelundupan senjata.
Baca Juga: Teater terkait Gaza Palestina Bakal Digelar di Taman Ismail Marzuki
Perlintasan tersebut sempat kembali dibuka saat gencatan senjata pada 19 Januari lalu, yang awalnya mengizinkan warga meninggalkan Gaza, sebelum kemudian juga membuka jalur bagi truk untuk keluar.
Rafah menjadi akses vital bagi para pekerja kemanusiaan serta kendaraan pengangkut bantuan, makanan, dan bahan bakar, yang semuanya sangat dibutuhkan oleh penduduk Gaza yang mengalami kekurangan listrik.
Sejak lama, perlintasan Rafah merupakan jalur utama warga Palestina untuk keluar dari Gaza, wilayah yang telah diblokade oleh Israel sejak 2007.
Ilustrasi - Jalur Gaza luluh lantak setelah diserbu Israel tanpa jeda. /ANTARA/Anadolu/py. (Antara)