Tak Pernah Capai Kategori Berkualitas, Universitas Paramadina dan KPI Ajak Industri Tingkatkan Kualitas Program Infotainment

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Des 2025, 16:56
thumbnail-author
Agus Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Universitas Paramadina Universitas Paramadina (Universitas Paramadina)

Ntvnews.id, Jakarta - Universitas Paramadina dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menekankan pentingnya peningkatan mutu siaran infotainment dalam Diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) 2025 di Kampus Paramadina, Kamis, 27 November 2025.

KPI menilai riset terkait infotainment masih diperlukan karena 75% masyarakat masih menonton program tersebut. KPI berharap tayangan lebih menampilkan sisi inspiratif artis, bukan konflik pribadi.

Hasil IKPSTV 2025: Kualitas Program Infotainment Rendah

Universitas Paramadina <b>(Universitas Paramadina)</b> Universitas Paramadina (Universitas Paramadina)

Tim Litbang KPI Pusat, Junaedi mencatat indeks rata-ratanya hanya 2,90, di bawah standar minimal 3,0, dengan skor terendah pada aspek privasi dan kepatuhan norma. BTV dan Trans7 dinilai unggul pada aspek faktual dan kredibilitas. KPI mencatat sejak 2017, nilai infotainment tidak pernah mencapai kategori berkualitas.

Jika dibandingkan dari berbagi sumber penelitian lainnya, kata Junaedi, dampak gosip media terhadap kehidupan dan identitas nasional ini terdapat 3 aspek yang bisa dicermati yakni pada kehidupan sosial (menyebarkan stereotip, konflik sosial), jati diri bangsa (krisis identitas, nilai yang dangkal) dan berdampak pada generasi muda yang lebih fokus pada hiburan, dibanding nilai-nilai yang seharusnya bisa dijunjung sebagai nilai identitas bangsa.

Universitas Paramadina Rekomendasikan Literasi dalam Menyaksikan Infotainment

Universitas Paramadina <b>(Universitas Paramadina)</b> Universitas Paramadina (Universitas Paramadina)

Universitas Paramadina menyoroti perlunya literasi media karena infotainment masih didominasi gosip, konflik keluarga, dan isu pribadi artis yang berpotensi menormalkan perilaku negatif di masyarakat. Masyarakat diimbau lebih kritis, sementara media diminta mengedepankan etika, terutama dalam melindungi anak dan remaja.

“Media harus memiliki tanggung jawab sosial dengan cara menerapkan etika jurnalisme, memberikan perlindungan pada kelompok rentan terutama anak-anak dan remaja yang dikhawatirkan terpengaruh dari tayangan tersebut,” ujar Dr Rini Sudarmanti, dosen Magister Ilmu Komunikasi.

Tayangan Infotainment yang Edukatif dan Ideal

Para akademisi dan konsultan IKPSTV mendorong infotainment yang lebih edukatif, seperti menampilkan pencapaian karier dan sisi positif artis. Hingga 2025, indeks infotainment masih stagnan di angka 2,68, tertinggal dari jenis program lain.

Dari sisi industri, Eksekutif Produser Inews TV menyebut infotainment tetap diminati pasar dan menjadi sumber eksposur bagi selebriti. Namun tayangan ideal disebut harus faktual, tidak sensasional, menampilkan dua sisi, serta melindungi anak-anak selebriti. Ia juga menjelaskan tantangan produksi seperti deadline harian, kompetisi antarpengisi program, dan tuntutan membuat naskah serta tayangan yang menarik.

x|close