Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan keras terkait kebijakan imigrasi saat rapat kabinet. Dalam pernyataan tersebut, Trump menegaskan bahwa dirinya tidak ingin lagi melihat imigran asal Somalia berada di Amerika Serikat.
Dilansir dari AP, Rabu, 3 Desember 2025, rapat kabinet tersebut berlangsung pada Selasa, 2 Desember 2025 waktu setempat. Trump berargumen bahwa warga Somalia terlalu bergantung pada jaringan pengaman sosial Amerika dan memberikan kontribusi yang sangat minim bagi negara.
"Mereka tidak berkontribusi apa pun. Jaminan sosialnya hanya 88% atau lebih. Mereka tidak berkontribusi apa pun. Saya tidak ingin mereka di negara kita," kata Trump dalam rapat kabinet.
Komentar keras tersebut muncul hanya beberapa hari setelah pemerintahannya mengumumkan penghentian seluruh keputusan suaka, menyusul kasus penembakan dua tentara Garda Nasional di Washington.
Meski pelaku penembakan berasal dari Afghanistan, Trump memanfaatkan momen itu untuk menyoroti kehadiran imigran dari negara lain, termasuk Somalia.
Baca Juga: Trump Ancam Tutup Total Ruang Udara Venezuela
"Negara mereka tidak baik karena suatu alasan. Negara Anda buruk dan kita tidak ingin mereka di negara kita," ujar Trump.
Menurut AFP, pernyataan pedas Trump ini juga berkaitan dengan kemunculan skandal di Minnesota tentang penyalahgunaan dana hingga USD 1 miliar untuk layanan sosial fiktif, yang diduga melibatkan sejumlah warga keturunan Somalia.
Dalam rapat tersebut, Trump turut menyinggung anggota kongres dari Partai Demokrat asal Minnesota, Ilhan Omar, yang diketahui memiliki keturunan Somalia.
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara)
"Ilhan Omar itu sampah. Teman-temannya itu sampah," kata Trump.
"Biarkan mereka kembali ke tempat asal mereka dan memperbaikinya," sambungnya.
Pekan lalu, Trump juga mengakhiri perlindungan deportasi bagi warga Somalia yang telah berlaku sejak 1991, tahun ketika Somalia jatuh ke dalam situasi anarki.
Baca Juga: Trump Ancam Penangguhan Permanen Imigrasi 'Negara Dunia Ketiga'
Jaksa di Minnesota saat ini sedang menyelidiki beberapa dugaan rencana pencurian dana pajak, termasuk yang dilakukan kelompok-kelompok yang mengklaim memberi makan anak-anak selama pandemi Covid-19.
Minnesota sendiri merupakan negara bagian yang secara historis cenderung mendukung Partai Demokrat dan dikenal terbuka terhadap pengungsi. Negara bagian tersebut juga menjadi rumah bagi komunitas Somalia-Amerika yang cukup besar.
Skandal terbaru ini semakin memiliki sisi politis, mengingat gubernur Minnesota, Tim Walz, adalah seorang Demokrat yang menjadi kandidat wakil presiden namun kalah dalam pemilu tahun lalu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. ANTARA/Anadolu/py/am. (Antara)