Ntvnews.id, Bangkok - Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengakui bahwa pemerintah belum mampu menangani banjir besar yang melanda wilayah selatan negara itu secara efektif. Bencana ini telah menelan sedikitnya 170 nyawa hingga Sabtu, 29 November 2025.
Hujan deras yang terus mengguyur selama sepekan terakhir menyebabkan banjir di 12 provinsi, berdampak pada lebih dari 3,8 juta penduduk dan 1,4 juta rumah tangga.
Data resmi dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand menunjukkan bahwa Provinsi Songkhla, khususnya kota Hat Yai, menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan laporan korban tewas mencapai 126 orang.
Baca Juga: Terkuak Penyebab Kebakaran RSU Pemasyarakatan Cipinang
Juru bicara pemerintah, Siripong Angkasakulkiat, menegaskan bahwa jumlah korban tewas terbanyak berasal dari delapan provinsi terdampak, dan angka ini berpotensi meningkat seiring proses evakuasi dan pencarian korban yang masih berlangsung.
"Kami mengakui adanya kekurangan dalam penanganan bencana ini. Saat saya mengunjungi wilayah terdampak, saya sudah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat karena pemerintah belum mampu melindungi mereka secara optimal,” ujarnya dalam konferensi pers di Bangkok.
Sebagai respons, pemerintah Thailand berencana menyalurkan kompensasi kepada warga mulai pekan depan. Selain itu, sejumlah skema bantuan tambahan akan disiapkan, termasuk penangguhan pembayaran utang dan pemberian pinjaman jangka pendek tanpa bunga untuk mendukung usaha dan perbaikan rumah.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Sri Devi Sebagai Tersangka Kasus Dugaan Akta Palsu di Bandung Zoo
Meski banjir mulai menunjukkan tanda-tanda surut pada Sabtu pagi, kerusakan yang ditinggalkan sangat parah. Rekaman video yang beredar memperlihatkan warga kembali ke rumah mereka untuk memeriksa kondisi properti. Perabotan dan barang-barang pribadi berserakan setelah rumah-rumah terendam air selama beberapa hari.
Banjir ini juga menimbulkan gangguan besar terhadap mobilitas dan infrastruktur. Ribuan warga terpaksa mengungsi, jalan-jalan utama tidak dapat dilalui, dan banyak bangunan serta kendaraan ikut terendam.
Tim penyelamat kini berupaya menjangkau area-area yang sebelumnya terisolasi akibat tingginya genangan air, menemukan lebih banyak jenazah seiring operasi evakuasi berlanjut.
Di tengah krisis ini, Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, turut menunjukkan kepeduliannya dengan menyumbangkan dana sebesar 100 juta baht (sekitar Rp 51,7 miliar) untuk mendukung pemulihan Rumah Sakit Hat Yai yang terdampak parah. Selain itu, pihak kerajaan juga akan menanggung seluruh biaya pemakaman para korban banjir di Thailand.
Arsip foto - Warga melintasi banjir yang melanda Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand, Selasa, 25 November 2025. ANTARA FOTO/Xinhua/Sun Weitong/sgd. (Antara)