BMKG: 28 Desember Sampai 10 Januari Jawa, Bali, NTT Bakal Diguyur Hujan dengan Intensitas Tinggi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2025, 11:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri (NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyampaikan paparan tentang kesiapsiagaan Nataru 2025–2026 dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi.

Ia menjelaskan bahwa wilayah paling sering terdampak banjir dan longsor dalam 16 tahun terakhir didominasi Jawa Barat, diikuti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kami sampaikan secara umum bahwa dalam periode 16 tahun terakhir, daerah yang mengalami bencana hidrometeorologi paling banyak, yaitu longsor dan banjir adalah peringkat pertama Jawa Barat, diikuti Jawa Tengah, lalu Jawa Timur. Selanjutnya masih ada Provinsi Aceh, kemudian Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan sebagainya." ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang dihadiri kepala daerah serta Forkopimda secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri, Senin, 1 Desember 2025, 

Baca Juga: BMKG Prediksi Langit Jakarta akan Berawan Tebal pada Senin pagi

Kata dia, distribusi bencana menunjukkan tren peningkatan signifikan.

"Yang perlu kita cermati adalah tren dari bencana hidrometeorologis yang cenderung naik dalam 16 tahun terakhir di Indonesia umumnya yang terjadi adalah hujan ekstrem dan angin kencang, tapi juga kita memiliki petir, puting beliung, hujan es dan jarak pandang yang terbatas yang mempengaruhi aktivitas penerbangan dan pelayaran." ungkap Faisal.

Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri  <b>(NTVnews.id)</b> Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri (NTVnews.id)

Memasuki puncak mobilitas masyarakat Nataru, ia menegaskan ancaman cuaca ekstrem terjadi bersamaan dengan anomali global.

"Ini adalah rentetan ancaman yang kita hadapi," jelasnya.

Baca Juga: BMKG: Gempa Magnitudo 6,0 di Laut Banda Tidak Berpotensi Tsunami

BMKG juga memetakan periode paling rawan pada akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026.

"Kami lihat bahwa 28 Desember hingga 10 Januari ini di daerah sekitar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi." tegasnya.

Faisal menekankan bahwa laporan ini penting agar pemerintah pusat dan daerah mengantisipasi lonjakan risiko saat Nataru.

x|close