Ntvnews.id, Jakarta - Pakar-pakar ilmu pangan dan gizi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menyatakan kesiapan mereka mendukung Badan Gizi Nasional (BGN) dalam memajukan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini terungkap dalam pertemuan pertama tim pakar ilmu pangan dan gizi yang diinisiasi oleh Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, di Kantor BGN, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, Kamis, 20 November 2025.
“Kami mengucapkan terima kasih, karena telah diajak secara resmi menjadi narasumber, fasilitator, dan turut memikirkan persoalan bangsa. Dengan pembentukan tim pakar ini, maka perhatian, pemikiran, tenaga dan waktu kita menjadi lebih terstruktur dengan komitmen bersama untuk menyukseskan program MBG,” ujar Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor dan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Profesor Hardinsyah.
Profesor Eni Harmayani, Dekan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, juga menyambut baik pembentukan tim pakar tersebut.
“Sincerity… Saya melihat BGN sudah membuka diri untuk mendapat masukan-masukan dari luar, sehingga ke depan akan ada room of improvement, untuk menyempurnakan program besar ini,” kata Prof Eni yang mengikuti pertemuan secara daring dari Jepang.
Profesor Trias Mahmudianto dari Universitas Airlangga menyatakan kesiapannya memberikan edukasi terkait pengelolaan keamanan pangan serta meneliti dampak program MBG terhadap anak-anak sekolah penerima manfaat.
Baca Juga: Wakil Kepala BGN Dorong 11 Juta Santri Segera Masuk Program MBG
“Dari Unair kami sudah merancang kegiatan pemantauan gizi ke sekolah-sekolah penerima MBG,” kata Prof Trias.
Universitas Sahid juga terlibat melalui program pengabdian masyarakat pada Fakultas Teknologi Pangan.
“Kami sudah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Depok untuk memberikan edukasi gizi ke masyarakat,” kata Profesor Rahmawati, Guru Besar Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi Universitas Sahid.
Profesor Teti Estiasih dari Universitas Brawijaya menekankan pentingnya kepatuhan setiap SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) terhadap SOP guna menjaga keamanan pangan. “Semua dapur MBG wajib untuk menjaga keamanan pangan, karena ini adalah investasi jangka panjang,” ujar Prof Teti.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Lompatan Produksi Protein untuk Program MBG 2026
Muhammad Syauqi PhD menambahkan, informasi mengenai intervensi gizi BGN melalui program MBG harus sampai ke masyarakat agar program ini terus berlanjut. “Jangan sampai program yang sangat bagus ini malah kemudian tidak berlanjut karena informasi yang salah,” kata Ahli Gizi Klinis Universitas Diponegoro itu.
Helda Khusun PhD dari SEAMEO Biotrop berbagi temuannya saat memantau dampak program MBG di Sambas, Kalimantan Barat.
“Saya sampai merinding, melihat antusiasme anak-anak yang sangat menanti-nanti kehadiran petugas SPPG membawa hidangan MBG untuk mereka,” ujarnya.
Sudirman Nasir PhD menyoroti capaian Indonesia dalam pembangunan sosial, seperti Puskesmas, SD Inpres, serta Keluarga Berencana dan Posyandu.
“Program MBG ini bisa menjadi capaian Indonesia selanjutnya,” kata pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menyampaikan rasa gembiranya karena bisa belajar langsung dari para pakar.
“Terima kasih sudah bergabung dengan kami, semoga kami bisa belajar banyak dari Bapak-Bapak dan Ibu. Semoga kita semua bisa membantu Presiden memperbaiki program andalan presiden ini,” tutup Nanik.