Ntvnews.id, Bandung - Publik sedang dihebohkan dengan proyek renovasi gerbang Gedung Sate, Kota Bandung yang kini berbentuk candi di masa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Anggaran proyek yang berada di halaman kantor Gubernur Jabar itu tercatat Rp3,9 miliar.
Saat ini, gerbang Gedung Sate telah berubah menjadi terdiri atas dua pilar mirip gerbang kerajaan seperti candi zaman dulu. Desainnya juga berundak-undang seperti yang sering ditemukan di Cirebon maupun daerah kerajaan Jawa lainnya.
Namun, hal ini dilakukan di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang sedang diberlakukan untuk APBD Jawa Barat 2025–2026. Munculnya dua pilar dengan gaya Candi Bentar itu juga menjadi sorotan utama, terlebih karena pembangunan dilakukan saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi masih menyerukan penghematan dan memangkas kegiatan seremonial di seluruh OPD.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar, Mas Adi Komar, menegaskan bahwa proyek ini tetap berada dalam koridor aturan cagar budaya. Ia menjelaskan bahwa renovasi tidak menyentuh bangunan inti Gedung Sate yang berstatus cagar budaya.
Baca Juga: Terungkap Penyebab Kematian Dosen Semarang, AKBP Basuki Terlibat?
Adi menuturkan bahwa konsep pilar menyerupai Candi Bentar justru diniatkan sebagai penguatan identitas Jawa Barat di kawasan pusat pemerintahan.
"Pilar ini memunculkan ikon budaya Jawa Barat, terinspirasi Candi Bentar yang banyak digunakan di keraton-keraton yang ada di Jawa Barat," ujarnya, dikutip dari Antara.
Ia kembali menegaskan batasan area cagar budaya pada kompleks tersebut. Ia juga menegaskan bahwa yang diubah bukan bangunan Gedung Sate melainkan arena pendukung seperti parkir, gerbang, dan lain sebagainya.
“Hal itu pun termasuk dengan hiasan yang ada di dalam Gedung Sate berupa padi dan lainnya merupakan bagian yang lebih menonjolkan ikon Jawa Barat. Mungkin nanti tematik. Jadi, ada juga nanti sekarang ini temanya Priangan. Nanti ada kabupaten khas, kabupaten mana juga ada, gitu ya," jelasnya.
Sebelum proyek dijalankan, Pemprov Jabar mengklaim telah berkonsultasi dengan Balai Cagar Budaya agar penataan area luar Gedung Sate tetap sesuai regulasi. Adi menambahkan bahwa kondisi pilar dan area parkir memang sudah lama tidak diperbarui sehingga renovasi dinilai perlu dilakukan sekaligus.
Baca Juga: Gapura Baru Gedung Sate Bertema Candi Tuai Kritikan, Pemprov Jabar Bilang Begini
“Sudah lama tidak ditinjau ulang dan sudah lama tidak direnovasi. Ini sekalian kita renovasi karena kemarin-kemarin kan juga ada aktivitas-aktivitas masyarakat, ada unjuk rasa dan lain-lain. Kita ingin memperkokoh lagi area sekitar Gedung Sate, terutama di bagian luar,” ujarnya.
Namun, pertanyaan publik tetap muncul mengenai urgensi proyek ini ketika Pemprov Jabar sendiri sedang menjalankan narasi “puasa anggaran”. Menanggapi sorotan tersebut, Adi menyebut bahwa keputusan renovasi telah dibahas dalam anggaran perubahan, dan penataan area halaman Gedung Sate dianggap dapat mendukung peningkatan pelayanan publik.
"Ini dipastikan tidak mengganggu layanan publik ya, sektor layanan publik. Dan karena memang ini juga bagian ya, ini kan kantor publik, bagian kantor untuk layanan publik. Apalagi, sekarang, di dalam sudah ada fasilitas Bale Pananggeuhan,” tegasnya.
Gapura Baru Gedung Sate (Instagram)