Ntvnews.id, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki rasa takut terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan menggambarkan hubungan antara keduanya sebagai hubungan yang konstruktif.
Dalam wawancara eksklusif dengan The Guardian, usai serangan terbaru Rusia yang membuat sebagian besar wilayah Ukraina kehilangan pasokan listrik, Zelensky membantah isu bahwa pertemuannya dengan Trump di Washington pada Oktober lalu berlangsung menegangkan.
“Dia tidak melempar apa pun. Saya yakin,” ujar Zelensky sambil menekankan bahwa pertemuan tersebut berjalan secara normal, dengan fokus pada kebutuhan pertahanan Ukraina serta upaya untuk melemahkan kemampuan militer Moskow.
Zelensky mengakui bahwa banyak pihak di dunia merasa takut terhadap Trump, tetapi menegaskan dirinya bukan bagian dari mereka. “Semua orang di dunia takut pada Trump. Itu benar,” ujar Zelensky.
Namun, ia segera menambahkan, “Tidak, kami bukan musuh Amerika. Kami teman, jadi tidak ada alasan untuk takut.”
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky Telepon Macron, Minta Rudal Secepatnya
Ia juga menegaskan rasa hormatnya terhadap pilihan rakyat Amerika serta menyebut Amerika Serikat sebagai mitra strategis Ukraina yang telah terjalin dalam waktu panjang.
Dalam kesempatan yang sama, Zelensky juga menyinggung peran Raja Charles III yang menurutnya memiliki pengaruh besar dalam mempererat hubungan antara Kyiv dan Washington. Ia menyebut bahwa Trump sangat menghormati Raja Charles dan menganggapnya sebagai sosok yang penting.
“Yang Mulia sangat mendukung rakyat kami,” ucap Zelensky, dikutip dari Anadolu, Selasa, 11 November 2025.
Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat 18 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. (Antara)
Berbicara mengenai sistem pertahanan udara, Zelensky mengonfirmasi bahwa Ukraina berencana memesan 27 sistem pertahanan udara Patriot dari produsen senjata Amerika Serikat. Ia juga meminta kepada negara-negara sekutu Eropa untuk sementara meminjamkan sistem serupa guna memperkuat perlindungan udara Ukraina.
“Itu tidak akan pernah cukup. Akan cukup ketika perang berakhir,” ujar Zelensky, menegaskan bahwa bantuan militer dari negara-negara Barat masih menjadi kebutuhan penting bagi negaranya.
Baca Juga: Zelensky Merasa Siap untuk Bertemu dengan Putin Secara Langsung
Wawancara itu dilakukan di Istana Mariinskyi, Kyiv, dalam suasana gelap karena pemadaman listrik akibat serangan Rusia terhadap jaringan energi nasional. “Inilah kondisi hidup kami,” kata Zelensky sambil tersenyum.
Lebih lanjut, Zelensky menuduh Rusia melancarkan perang hibrida terhadap Eropa dan memperingatkan bahwa Moskow berpotensi membuka front baru di negara Eropa lainnya. Ia menegaskan bahwa serangan Rusia di Donetsk, termasuk di wilayah Pokrovsk, tidak mencapai hasil meskipun telah menimbulkan banyak korban.
“Putin berada di jalan buntu tanpa keberhasilan nyata,” ujar Zelensky.
Serangan drone dan rudal Rusia belakangan ini menyebabkan pemadaman listrik meluas di berbagai wilayah Ukraina, termasuk memaksa dua pembangkit listrik tenaga nuklir di bagian barat berhenti beroperasi. Perusahaan energi negara Centrenergo melaporkan bahwa produksi listrik mereka anjlok menjadi nol akibat serangan tersebut.
Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat pada 18 Agustus 2025. (ANTARA)